Senin, 26 Januari 2015

ALKITAB


Tulisan-Tulisan Kudus, Firman Yehuwa yang terilham, yang diakui sebagai buku yang paling terkemuka sepanjang masa oleh karena usianya yang sudah tua, jumlah sirkulasinya, jumlah bahasa terjemahannya, keunggulannya sebagai mahakarya sastra, dan nilainya yang luar biasa penting bagi seluruh umat manusia. Alkitab tidak bergantung pada buku-buku lain dan tidak meniru buku lain mana pun. Alkitab itu sendiri memang sudah unggul, sehingga pujian tertuju kepada Pengarangnya yang unik. Alkitab juga berbeda karena telah bertahan melewati kontroversi yang lebih keras dibandingkan dengan buku lain mana pun, mengingat ada banyak musuh yang membencinya.
Nama. Kata bahasa Inggris Bible diambil melalui bahasa Latin dari kata Yunani bi·bli′a, yang artinya ”buku-buku kecil”. Kata ini selanjutnya berasal dari bi′blos, kata yang menunjukkan bagian dalam tanaman papirus yang digunakan untuk membuat semacam kertas yang primitif. Gebal, sebuah kota di Fenisia, yang terkenal karena perdagangan kertas papirusnya, dinamakan ”Biblos” oleh orang Yunani. (Lihat Yos 13:5, Rbi8, ctk.) Seraya waktu berlalu, kata bi·bli′a digunakan untuk memaksudkan berbagai karya tulis, gulungan, buku, dan akhirnya koleksi buku kecil yang membentuk Alkitab. Yerome menyebut koleksi ini Biblioteka Divina, Perpustakaan Ilahi.
Yesus dan para penulis Kitab-Kitab Yunani Kristen menyebut koleksi tulisan suci itu sebagai ”Tulisan-Tulisan Kudus”, atau ”Tulisan-Tulisan yang kudus”, ”tulisan-tulisan kudus”. (Mat 21:42; Mrk 14:49; Luk 24:32; Yoh 5:39; Kis 18:24; Rm 1:2; 15:4; 2Tim 3:15, 16) Koleksi tersebut merupakan pernyataan tertulis dari Allah yang suka berkomunikasi, Firman Allah, dan hal ini nyata dari frasa-frasa seperti ”pernyataan dari mulut Yehuwa” (Ul 8:3), ”perkataan Yehuwa” (Yos 24:27), ”perintah Yehuwa” (Ezr 7:11), ”hukum Yehuwa”, ”pengingat dari Yehuwa”, ”titah-titah dari Yehuwa” (Mz 19:7, 8), ”firman Yehuwa” (Yes 38:4; 1Tes 4:15), ’ucapan Yehuwa’ (Mat 4:4). Berulang-ulang tulisan ini disebut sebagai ”pernyataan-pernyataan suci Allah”.—Rm 3:2; Kis 7:38; Ibr 5:12; 1Ptr 4:11.

Kamis, 15 Januari 2015

Keotentikan Naskah Perjanjian Baru




Pengantar

Kritikus Alkitab mempertanyakan keotentikan/keabsahan Perjanjian Baru. Ada yang bilang cerita Perjanjian Baru adalah rekayasa pribadi yang tidak historis. Ada yang bilang Injil hanya mitos atau legenda. Atau ada juga yang bilang Yesus memang ada, tetapi tidak pernah disalib maupun bangkit.
Apakah Perjanjian Baru itu otentik, berasal dari sumber yang sah? Mungkinkah ada distorsi sejarah yang mengubah peristiwa asli?
 
Ada 3 hal yang menentukan otoritas keotentikan naskah Perjanjian Baru
1.  Penyelidikan manuskrip-manuskrip(naskah-naskah salinan kuno) Perjanjian Baru.
2. Perbandingan manuskrip-manuskrip Perjanjian Baru dengan manuskrip-manuskrip kuno yang lain.
3. Penanggalan naskah asli  Perjanjian Baru.