Rabu, 13 November 2013

Apa yang Yesus Ajarkan tentang Kerajaan Allah

 
”Ia mengadakan perjalanan dari kota ke kota dan dari desa ke desa, memberitakan . . . kabar baik tentang kerajaan Allah.”—LUKAS 8:1.

KITA senang berbicara tentang hal-hal yang penting bagi kita, yang dekat di hati kita. Sebagaimana Yesus sendiri katakan, ”dari kelimpahan hatilah mulut berbicara”. (Matius 12:34) Berdasarkan apa yang Yesus bicarakan selama pelayanannya, dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Allah dekat di hatinya.

Apa Kerajaan Allah itu? Kerajaan adalah pemerintahan yang dikuasai seorang raja. Jadi, Kerajaan Allah adalah pemerintahan yang didirikan oleh Allah. Yesus berbicara panjang lebar tentang Kerajaan Allah, menjadikan itu tema beritanya. Ada lebih dari 110 kali Kerajaan itu disebutkan dalam keempat Injil. Tetapi, Yesus tidak mengajar dengan kata-kata saja. Berbagai tindakannya juga mengajarkan banyak hal tentang Kerajaan Allah dan apa yang bakal dilakukannya.

Siapa Rajanya? Raja Kerajaan Allah tidak dipilih oleh manusia melalui pemilu. Sebaliknya, Penguasa ini dipilih oleh Allah sendiri. Dalam pengajarannya, Yesus menyingkapkan bahwa dialah yang dipilih oleh Allah untuk menjadi Raja.

Yesus tahu bahwa nubuat-nubuat Alkitab telah memberi tahu di muka bahwa Mesias yang dijanjikan akan memerintah atas suatu Kerajaan yang kekal. (2 Samuel 7:12-14; Daniel 7:13, 14; Matius 26:63, 64) Ingatlah, Yesus terus terang menyatakan dirinya sebagai Mesias yang dinubuatkan. Dengan demikian, Yesus mengakui bahwa ia adalah Raja yang dilantik oleh Allah. (Yohanes 4:25, 26) Maka, tepatlah bahwa ia beberapa kali menggunakan istilah ”kerajaanku”.—Yohanes 18:36.

Yesus juga mengajarkan bahwa ada orang-orang lain yang akan memerintah bersama dia dalam Kerajaan itu. (Lukas 22:28-30) Ia menyebut para rekan penguasa ini ”kawanan kecil”, karena jumlah mereka terbatas. Ia berkata tentang mereka, ”Bapakmu telah berkenan memberikan kerajaan itu kepadamu.” (Lukas 12:32) Buku terakhir dalam Alkitab menunjukkan bahwa akan ada sejumlah 144.000 orang yang mendapat hak istimewa memerintah bersama Kristus.—Penyingkapan (Wahyu) 5:9, 10; 14:1.

Di mana lokasi Kerajaan itu? ”Kerajaanku bukan bagian dari dunia ini,” kata Yesus kepada penguasa Romawi Pontius Pilatus. (Yohanes 18:36) Kerajaan Allah di bawah Kristus tidak akan memerintah melalui lembaga-lembaga manusia. Yesus berulang kali menyebut Kerajaan Allah sebagai ”kerajaan surga”. (Matius 4:17; 5:3, 10, 19, 20) Karena itu, Kerajaan Allah adalah pemerintahan di surga.

Yesus tahu betul bahwa ia akan kembali ke surga setelah kehidupannya di bumi. Ia berkata bahwa di surga ia akan ”menyiapkan tempat”, membuka jalan bagi rekan-rekan penguasanya untuk bergabung dengannya.—Yohanes 14:2, 3.

Apa yang dilaksanakan Kerajaan itu? Yesus mengajar para pendengarnya untuk berdoa kepada Allah, ”Biarlah kerajaanmu datang. Biarlah kehendakmu terjadi, seperti di surga, demikian pula di atas bumi.” (Matius 6:9, 10) Kehendak Allah sedang terjadi di surga. Kerajaan itu adalah sarana untuk mewujudkan maksud-tujuan Allah bagi bumi. Agar hal itu tercapai, Kerajaan tersebut akan mengadakan perubahan yang dramatis di bumi.

Apa yang akan dilakukan Kerajaan itu di bumi? Yesus mengajarkan bahwa Kerajaan Allah akan melenyapkan kejahatan dengan menyingkirkan orang-orang yang berkeras mempraktekkannya. (Matius 25:31-34, 46) Itu akan berarti akhir dari segala bentuk kebejatan dan kefasikan. Yesus juga mengajarkan bahwa bumi akan dipenuhi dengan orang-orang yang ”berwatak lembut”, adil-benar, berbelaskasihan, ”murni hatinya”, dan suka damai.—Matius 5:5-9.

Apakah orang-orang yang setia tersebut harus tinggal di planet yang tercemar? Sama sekali tidak! Yesus berjanji bahwa bumi akan mengalami perubahan yang luar biasa di bawah Kerajaan Allah. Seorang pria yang akan dieksekusi di samping Yesus berkata, ”Yesus, ingatlah aku apabila engkau masuk ke dalam kerajaanmu.” Sebagai jawaban, Yesus berkata, ”Dengan sungguh-sungguh aku mengatakan kepadamu hari ini: Engkau akan bersamaku di Firdaus.” (Lukas 23:42, 43) Ya, Kerajaan Allah akan mentransformasi seluruh bumi menjadi firdaus—sama dengan yang ada di Taman Eden.

Apa lagi yang akan dilakukan Kerajaan itu bagi umat manusia? Yesus tidak sekadar menjanjikan apa yang akan dilakukan Kerajaan Allah. Ia juga menunjukkan apa yang akan dilakukan Kerajaan itu. Yesus melakukan banyak mukjizat penyembuhan, dengan demikian mempertunjukkan dalam skala kecil apa yang akan ia lakukan dalam skala yang jauh lebih besar di masa depan selama pemerintahan Kerajaannya. Catatan Injil terilham berkata tentang Yesus, ”Ia mengelilingi seluruh Galilea, mengajar di sinagoga-sinagoga mereka dan memberitakan kabar baik kerajaan dan menyembuhkan setiap jenis penyakit dan setiap jenis kelemahan jasmani di antara orang-orang.”—Matius 4:23.

Yesus menyembuhkan berbagai macam penyakit. Ia ”mencelikkan mata orang yang lahir buta”. (Yohanes 9:1-7, 32, 33) Dengan sentuhan lembut, Yesus menyembuhkan seorang pria yang menderita kusta yang sangat menjijikkan. (Markus 1:40-42) Ketika ”seorang pria yang tuli dan terganggu kemampuan bicaranya” dibawa kepadanya, Yesus mempertunjukkan bahwa ia dapat membuat ”yang tuli mendengar dan yang bisu berbicara”.—Markus 7:31-37.

Bahkan kematian itu sendiri bisa diatasi oleh Raja yang dilantik Allah ini. Ada tiga peristiwa yang dicatat ketika Yesus menghidupkan kembali orang mati. Ia membangkitkan putra satu-satunya seorang janda, gadis berusia 12 tahun, dan sahabat karibnya Lazarus.—Lukas 7:11-15; 8:41-55; Yohanes 11:38-44.

Yesus menggambarkan masa depan menakjubkan yang menanti rakyat Kerajaan Allah dengan bernubuat melalui rasul Yohanes, ”Lihat! Kemah Allah ada di tengah-tengah umat manusia, dan ia akan berdiam bersama mereka, dan mereka akan menjadi umatnya. Dan Allah akan ada bersama mereka. Dan ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan kematian tidak akan ada lagi, juga tidak akan ada lagi perkabungan atau jeritan atau rasa sakit. Perkara-perkara yang terdahulu telah berlalu.” (Penyingkapan 1:1; 21:3, 4) Bayangkan—suatu dunia tanpa air mata dukacita, rasa sakit, dan kematian! Pada saat itulah, doa agar kehendak Allah terjadi di bumi seperti di surga akan terwujud sepenuhnya.

Kapan Kerajaan Allah akan datang? Yesus mengajarkan bahwa awal pemerintahan kerajaannya akan bertepatan dengan periode khusus yang ia sebut ”kehadiran”-nya. Yesus memberikan nubuat yang terperinci untuk menunjukkan kapan kehadirannya dalam kuasa kerajaan akan dimulai. Periode ini akan ditandai oleh kesusahan global, yang mencakup peperangan, bala kelaparan, gempa bumi, sampar, dan meningkatnya pelanggaran hukum. (Matius 24:3, 7-12; Lukas 21:10, 11) Hal-hal ini dan banyak corak lain yang Yesus nubuatkan telah nyata khususnya sejak 1914, tahun pecahnya Perang Dunia I. Jadi, Yesus sekarang sedang memerintah sebagai Raja. Segera, Kerajaan Allah akan datang dan menyebabkan kehendak Allah terjadi di bumi.

Apa artinya kedatangan Kerajaan Allah bagi Anda secara pribadi? Itu semua bergantung pada cara Anda memilih untuk menanggapi berita Yesus.
[Catatan Kaki]
Ungkapan ”kerajaan surga” muncul sekitar 30 kali dalam Injil Matius.
Untuk pembahasan yang terperinci tentang bagaimana kita tahu bahwa kedatangan Kerajaan Allah sudah dekat, lihat pasal 9, ”Apakah Kita Hidup pada ’Hari-Hari Terakhir’?”, di buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar