Pelajaran tentang Kitab-Kitab yang Terilham serta Latar
Belakangnya
Pelajaran Nomor 3—Menetapkan Tanggal
Peristiwa-Peristiwa Dalam Arus Waktu
Menghitung Waktu menurut Alkitab dan pembahasan tentang
kronologi dari peristiwa-peristiwa utama dalam Kitab-Kitab Ibrani dan Yunani.
KETIKA Daniel mendapat penglihatan mengenai ’raja utara’
dan ’raja selatan,’ malaikat Yehuwa beberapa kali mengucapkan perkataan ”waktu
yang ditetapkan.” (Dan. 11:6, 27, 29, 35) Ada banyak ayat lain juga yang
menunjukkan bahwa Yehuwa sangat cermat dalam menetapkan waktu dan Ia
melaksanakan maksud-tujuan-Nya tepat pada waktunya. (Luk. 21:24; 1 Tes.
5:1, 2) Di dalam Firman-Nya, yaitu Alkitab, Ia telah menyediakan sejumlah
”pedoman” yang membantu kita untuk mengetahui kapan terjadinya
peristiwa-peristiwa penting dalam arus waktu. Banyak kemajuan telah dibuat
dalam pemahaman kronologi Alkitab. Penyelidikan oleh para arkeolog dan yang
lainnya terus memperjelas berbagai masalah, sehingga memungkinkan kita
menentukan tanggal-tanggal terjadinya peristiwa-peristiwa penting yang dicatat
dalam Alkitab.—Ams. 4:18.
2 Angka Ordinal dan Angka Kardinal. Dalam
pelajaran sebelumnya (paragraf 25 dan 26), kita mempelajari bahwa ada perbedaan
antara angka kardinal (bilangan pokok) dan angka ordinal (bilangan urut). Hal
ini harus diingat pada waktu menghitung jangka waktu berdasarkan Alkitab
selaras dengan metode penanggalan modern. Misalnya, sehubungan dengan ”tahun
ketiga puluh tujuh sesudah Yoyakhin, raja Yehuda dibuang,” jangka waktu ”tiga
puluh tujuh” merupakan angka ordinal. Ini berarti 36 tahun penuh
ditambah sekian hari, minggu, atau bulan (sejauh waktu telah berlalu sejak
akhir tahun ke-36).—Yer. 52:31.
3 Tahun Memerintah dan Tahun Naik Takhta.
Alkitab menyebut tentang arsip-arsip Negara dari pemerintahan Yehuda dan
Israel, juga masalah-masalah Negara dari pemerintahan Babel dan Persia. Dalam
keempat kerajaan ini, kronologi Negara dihitung dengan tepat menurut masa-masa
pemerintahan dari raja-rajanya, dan sistem penanggalan waktu yang sama telah
diterapkan dalam Alkitab. Sering kali Alkitab menyebut dokumen yang dikutip,
misalnya ”kitab riwayat Salomo.” (1 Raj. 11:41) Masa pemerintahan seorang
raja biasanya mencakup sebagian dari satu tahun naik takhta, yang kemudian
disusul dengan sejumlah tahun memerintah yang penuh. Tahun memerintah adalah
masa jabatan yang resmi dari raja dan biasanya ini dihitung dari bulan Nisan
sampai bulan Nisan, atau dari musim semi hingga musim semi. Bila seorang raja
baru menggantikan raja lain di atas takhta, maka bulan-bulan yang masih sisa
sampai musim semi berikutnya disebut sebagai tahun naik takhta dari raja itu,
dalam waktu tersebut ia menyelesaikan masa jabatan pendahulunya. Akan tetapi,
masa jabatannya sendiri yang resmi dihitung mulai dari tanggal 1 Nisan
berikutnya.
4 Sebagai contoh, tampaknya Salomo mulai
memerintah beberapa waktu sebelum bulan Nisan tahun 1037 S.M., ketika Daud
masih hidup. Tidak lama kemudian Daud wafat. (1 Raj. 1:39, 40; 2:10)
Akan tetapi, tahun memerintah Daud yang terakhir masih terus berjalan sampai
musim semi tahun 1037 S.M., dan masih dihitung sebagai bagian dari masa
jabatannya yang 40 tahun. Sebagian tahun, mulai dari pemerintahan Salomo hingga
musim semi tahun 1037 S.M., dihitung sebagai tahun naik takhta Salomo, dan
itu tidak dapat dihitung sebagai tahun memerintahnya, karena ia hanya
menyelesaikan masa jabatan ayahnya. Maka, tahun memerintah pertama yang penuh
dari Salomo bukan dimulai pada bulan Nisan 1037 S.M. (1 Raj. 2:12)
Pada waktunya, 40 tahun penuh merupakan masa Salomo memerintah sebagai
raja. (1 Raj. 11:42) Dengan selalu membedakan tahun memerintah dan tahun
naik takhta demikian, kita dapat menghitung kronologi Alkitab dengan saksama.
MENGHITUNG KEMBALI HINGGA PENCIPTAAN ADAM
5 Mulai Dari Tanggal yang Sangat Penting.
Tanggal yang sangat penting untuk menghitung kembali waktu penciptaan Adam
adalah tanggal Kores menaklukkan dinasti raja Babel, yaitu tahun 539 S.M.
Kores mengeluarkan dekritnya untuk memerdekakan orang-orang Yahudi selama tahun
pemerintahannya yang pertama, yaitu sebelum musim semi tahun 537 S.M. Ezra
3:1 melaporkan bahwa putra-putra Israel telah berada kembali di Yerusalem
menjelang bulan yang ketujuh, Tisyri, yang sama dengan bagian-bagian dari bulan
September dan Oktober. Maka musim rontok tahun 537 S.M. dianggap sebagai
tanggal pemulihan ibadat Yehuwa di Yerusalem.
6 Pemulihan kembali ibadat Yehuwa pada musim
rontok tahun 537 S.M. ini menandai akhir suatu masa nubuat. Masa yang
mana? Yaitu masa ”tujuh puluh tahun” pada waktu Negeri Perjanjian ”menjadi
tempat yang tandus,” dan mengenai ini Yehuwa juga berkata, ”Apabila telah genap
tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu, Aku akan menepati
janjiKu itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.” (Yer.
25:11, 12; 29:10) Daniel, yang mengetahui betul nubuat ini, bertindak
selaras dengan nubuat ini seraya ”tujuh puluh tahun” itu mendekati akhirnya.
(Dan. 9:1-3) Maka pastilah masa ”tujuh puluh tahun” yang berakhir dalam musim
rontok tahun 537 S.M., mulai pada musim rontok tahun 607 S.M. Fakta-faktanya
menunjukkan hal ini. Yeremia pasal 52 melukiskan kejadian-kejadian yang
bersejarah mengenai pengepungan Yerusalem, orang Babel yang berhasil mendobrak
pertahanan mereka, dan penangkapan Raja Zedekia pada tahun 607 S.M.
Kemudian, sebagaimana dikatakan oleh ayat 12, ”dalam bulan kelima, tanggal
sepuluh,” yaitu tanggal 10 bulan Ab (yang sama dengan bagian-bagian dari bulan
Juli dan Agustus), orang Babel membakar bait dan kota itu. Tetapi, ini bukanlah
titik permulaan dari ”tujuh puluh tahun” itu. Sisa kedaulatan Yahudi masih
terdapat dalam diri Gedalya, yang diangkat oleh raja Babel sebagai gubernur
atas sisa penduduk bangsa Yahudi. ”Dalam bulan ketujuh,” Gedalya dan beberapa
orang lain dibunuh, sehingga sisa dari orang-orang Yahudi lari ketakutan ke
negeri Mesir. Baru pada waktu itulah, yaitu kira-kira 1 Oktober 607 S.M.,
negeri mereka dalam arti sepenuhnya ”tandus . . . hingga genaplah
tujuh puluh tahun.”—2 Raj. 25:22-26; 2 Taw. 36:20, 21.
7 Dari 607 S.M. sampai 997 S.M.
Perhitungan waktu mundur dari kejatuhan Yerusalem hingga saat pecahnya kerajaan
sesudah kematian Salomo mengalami banyak kesulitan. Tetapi, perbandingan masa
jabatan dari raja-raja Israel dan Yehuda seperti dicatat dalam buku Satu dan
Dua Raja-Raja, menunjukkan bahwa jangka waktu ini lamanya 390 tahun. Bukti kuat
bahwa ini adalah angka yang tepat terdapat dalam nubuat di Yehezkiel 4:1-13.
Nubuat ini menunjukkan bahwa hal ini mengarah pada waktu manakala Yerusalem
akan dikepung dan penduduknya akan dijadikan tawanan oleh bangsa-bangsa, yang
terjadi pada tahun 607 S.M. Maka 40 tahun yang disebutkan di situ
sehubungan dengan Yehuda berakhir dengan dihancurkannya Yerusalem. Ke-390 tahun
yang disebutkan di situ sehubungan dengan Israel tidak berakhir pada waktu
Samaria dimusnahkan, karena hal itu sudah lama terjadi ketika Yehezkiel
mengucapkan nubuatnya itu, sedangkan nubuat ini jelas menunjuk kepada
pengepungan dan penghancuran kota Yerusalem. Jadi, ”kesalahan dari rumah
Israel” itu juga berakhir pada tahun 607 S.M. Dengan menghitung mundur
mulai dari tahun ini, kita melihat bahwa jangka waktu 390 tahun dimulai pada
tahun 997 S.M. Pada tahun itulah, sesudah wafatnya Salomo, Yerobeam
memutuskan hubungan dengan keluarga Daud dan ”membuat orang Israel menyimpang
dari pada mengikuti [Yehuwa] dan mengakibatkan mereka melakukan dosa yang
besar.”—2 Raj. 17:21.
8 Dari 997 S.M. sampai 1513 S.M.
Karena bagian akhir dari tahun memerintah terakhir dari Salomo yang lamanya 40
tahun penuh berakhir pada musim semi tahun 997 S.M., maka pasti tahun
memerintah bagian pertama mulai pada musim semi 1037 S.M. (1 Raj.
11:42) Catatan Alkitab di 1 Raja 6:1, berkata bahwa Salomo mulai membangun
rumah Yehuwa di Yerusalem pada bulan kedua dari tahun keempat pemerintahannya.
Ini berarti tiga tahun penuh dan satu bulan penuh dari masa pemerintahannya
telah berlalu. Maka tibalah kita pada bulan April-Mei tahun 1034 S.M.,
saat pembangunan bait dimulai. Akan tetapi, ayat yang sama menyatakan bahwa
saat itu juga merupakan ”tahun yang keempat ratus delapan puluh sesudah orang Israel
keluar dari tanah Mesir.” Sekali lagi ke-480 merupakan angka ordinal, yang
memaksudkan 479 tahun yang penuh. Maka, kalau kita tambahkan 479 kepada 1034,
kita mendapat tahun 1513 S.M. sebagai tahun ketika orang Israel keluar
dari Mesir. Paragraf 19 dari Pelajaran 2 menjelaskan bahwa sejak tahun
1513 S.M., Abib (Nisan) mulai dianggap sebagai ’bulan pertama tiap-tiap
tahun’ bagi Israel (Kel. 12:2) dan bahwa sebelumnya telah digunakan perhitungan
tahun yang mulai pada musim rontok, yaitu mulai dengan bulan Tisyri. The
New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religous Knowledge,
1957, Jil. 12, halaman 474, mengatakan: ”Perhitungan mengenai tahun memerintah
dari raja-raja itu berdasarkan tahun yang mulai dengan musim semi, dan ini sama
dengan metode Babel yang berlaku.” Kapan saja perubahan mulainya tahun pada
musim rontok kepada mulainya tahun pada musim semi mulai diterapkan pada
jangka-jangka waktu dalam Alkitab, ini akan mengakibatkan kekurangan atau
penambahan enam bulan dalam penghitungan waktu.
9 Dari 1513 S.M. sampai 1943 S.M.
Dalam Keluaran 12:40, 41, Musa menulis bahwa ”lamanya orang Israel diam di
Mesir adalah empat ratus tiga puluh tahun.” Dari susunan kata-kata di atas,
nyatalah bahwa tidak seluruh ’masa berdiam’ mereka ini adalah di Mesir. Jangka
waktu ini mulai ketika Abraham menyeberangi Sungai Efrat dalam perjalanannya
menuju Kanaan, pada waktu perjanjian Yehuwa dengan Abraham mulai berlaku. Dua
ratus lima belas tahun yang pertama dari ’masa berdiam’ adalah di negeri
Kanaan, kemudian untuk jumlah tahun yang sama mereka berada di Mesir, sampai
Israel akhirnya menjadi merdeka dan sama sekali tidak lagi bergantung kepada
Mesir, yaitu pada tahun 1513 S.M. Catatan kaki New World Translation
mengenai Keluaran 12:40 menunjukkan bahwa Septuagint Yunani, yang didasarkan
atas naskah-naskah Ibrani yang lebih tua daripada naskah Masoretik, menambahkan
kata-kata ”dan di negeri Kanaan” sesudah kata ”Mesir.” Demikian pula halnya
dengan Pentateuch Samaria. Galatia 3:17 yang juga menyebut mengenai 430
tahun itu, membenarkan bahwa jangka waktu ini dimulai pada saat perjanjian
Allah dengan Abraham disahkan, yakni pada waktu Abraham menyeberangi Sungai
Efrat dalam perjalanannya ke negeri Kanaan. Maka ini terjadi pada tahun
1943 S.M., ketika Abraham berumur 75 tahun.—Kej. 12:4.
10 Bukti lain yang menunjang perhitungan di
atas: Dalam Kisah 7:6 disebutkan bahwa benih Abraham menderita sengsara selama
400 tahun. Karena Yehuwa telah melepaskan mereka dari penderitaan oleh Mesir
pada tahun 1513 S.M., maka masa sengsara itu tentu mulai pada tahun
1913 S.M. Ini adalah lima tahun sesudah kelahiran Ishak dan hal ini cocok
dengan peristiwa Ismael ”mengolok-olok” Ishak ketika ia mulai disapih.—Kej.
15:13; 21:8, 9, Klinkert.
11 Dari 1943 S.M. sampai 2370 S.M.
Kita telah melihat bahwa Abraham berumur 75 tahun ketika ia memasuki negeri
Kanaan pada tahun 1943 S.M. Sekarang kita dapat menetapkan tanggal-tanggal
dalam arus waktu lebih jauh lagi, sampai pada zaman Nuh. Ini dapat dihitung
dengan menggunakan jangka waktu yang tersedia bagi kita dalam Kejadian 11:10
sampai 12:4. Perhitungan ini, yang berjumlah 427 tahun, dirincikan sebagai
berikut:
Dari permulaan Air Bah
sampai kelahiran Arfakhsad 2 tahun
Lalu sampai kelahiran Selah 35
”
Sampai kelahiran Eber 30 ”
Sampai kelahiran Peleg 34 ”
Sampai kelahiran Rehu 30 ”
Sampai kelahiran Serug 32 ”
Sampai kelahiran Nahor 30 ”
Sampai kelahiran Terah 29 ”
Sampai kematian Terah, ketika
Abraham berumur 75 tahun 205
”
Jumlah 427 tahun
Dengan menambahkan 427 tahun kepada 1943 S.M. maka
sampailah kita pada tahun 2370 S.M. Dengan demikian penanggalan Alkitab
menunjukkan bahwa Air Bah di zaman Nuh terjadi pada tahun 2370 S.M.
12 Dari 2370 S.M. sampai 4026 S.M.
Bila kita mundur lebih jauh lagi dalam arus waktu, kita mendapati bahwa Alkitab
menentukan tanggal-tanggal selama seluruh jangka waktu dari Air Bah terus
sampai penciptaan Adam. Ini diteguhkan dalam Kejadian 5:3-29 dan 7:6, 11.
Perhitungan waktunya dirinci di bawah ini:
Dari penciptaan Adam sampai
kelahiran Set 130 tahun
Lalu sampai kelahiran Enos 105 ”
Sampai kelahiran Kenan 90 ”
Sampai kelahiran Mahalaleel 70
”
Sampai kelahiran Yared 65 ”
Sampai kelahiran Henokh 162 ”
Sampai kelahiran Metusalah 65 ”
Sampai kelahiran Lamekh 187 ”
Sampai kelahiran Nuh 182 ”
Sampai Air Bah
600 ”
Jumlah 1.656 tahun
Dengan menambahkan 1.656 tahun kepada tanggal sebelumnya,
yaitu tahun 2.370 S.M., kita sampai pada tahun 4026 S.M. sebagai
tahun Adam diciptakan, kemungkinan pada musim gugur, karena pada kebanyakan
kalender yang paling kuno, tahun dihitung mulai dari musim gugur.
13 Apa artinya ini bagi kita dewasa ini? Edisi
pertama dari buku ini, yang diterbitkan pada tahun 1963, mengatakan: ”Maka,
apakah ini berarti bahwa menjelang tahun 1963 kita telah maju 5.988 tahun
memasuki ’hari’ manakala Yehuwa ’telah berhenti dari segala pekerjaannya’?
(Kej. 2:3) Tidak, karena Adam tidak diciptakan tepat pada permulaan hari
istirahat Yehuwa. Sesudah Adam diciptakan, dan masih pada hari penciptaan
keenam itu, rupanya Yehuwa menciptakan binatang dan burung-burung lainnya.
Juga, ia telah menyuruh Adam memberi nama binatang-binatang, yang tentu memakan
sejumlah waktu, dan kemudian, ia menciptakan Hawa. (Kej. 2:18-22; lihat juga NW,
Edisi 1953, catatan kaki mengenai ay. 19) Seberapa pun waktu yang telah
berlalu antara saat Adam diciptakan dan akhir ’hari keenam’ harus dikurangi
dari 5.988 tahun itu agar dapat diketahui panjang waktu sesungguhnya yang telah
lewat dari permulaan ’hari ketujuh’ hingga [tahun 1963]. Tidak ada gunanya
memakai kronologi Alkitab untuk berspekulasi mengenai tanggal-tanggal yang
masih ada di masa depan kita dalam arus waktu.—Mat. 24:36.”
14 Bagaimana dengan pendapat-pendapat ilmiah
yang mengatakan bahwa manusia telah ada di bumi ini selama ratusan ribu atau
bahkan jutaan tahun? Tidak satu pun dari antara pendapat-pendapat demikian
dapat dibuktikan melalui catatan-catatan tertulis dari zaman itu, seperti
halnya dengan kejadian-kejadian Alkitab. Umur-umur fantastis yang diberikan
kepada ”manusia prasejarah” didasarkan atas anggapan yang tidak bisa
dibuktikan. Sebenarnya, sejarah dunia yang dapat dipercaya, disertai
kronologinya, baru berumur beberapa ribu tahun saja. Bola bumi ini telah
mengalami banyak perubahan dan gejolak, seperti misalnya Air Bah sedunia pada
zaman Nuh, yang telah sangat mengubah lapisan-lapisan batu karang dan
tempat-tempat peninggalan fosil-fosil, sehingga pernyataan yang bersifat ilmiah
mengenai tanggal-tanggal sebelum Air Bah semuanya sangat berdasarkan dugaan
belaka. Berbeda dengan hipotesa-hipotesa dan teori-teori manusia yang saling
bertentangan itu, Alkitab lebih masuk akal dalam menceritakan riwayat yang
jelas dan selaras tentang asal usul manusia dan dalam mendokumentasikan secara
teliti sejarah umat pilihan Yehuwa.
15 Bila kita mempelajari Alkitab dan
merenungkan pekerjaan-pekerjaan dari Pencatat Waktu yang Agung, Allah Yehuwa,
kita seharusnya merasa sangat rendah hati. Sesungguhnyalah manusia yang
berkematian sangat kecil dibandingkan dengan Allah yang mahakuasa, yang perbuatan-Nya
yang begitu mengagumkan dalam menciptakan alam semesta ribuan tahun yang
lampau, hanya dinyatakan dengan begitu sederhana dalam Alkitab: ”Pada mulanya
Allah menciptakan langit dan bumi.”—Kej. 1:1.
TEMPAT TINGGAL YESUS DI BUMI
16 Keempat catatan terilham dari riwayat hidup
Yesus di bumi tampaknya telah ditulis dalam urutan berikut ini: Matius
(± 41 M.), Lukas (± 56-58 M.), Markus
(± 60-65 M.), dan Yohanes (± 98 M.). Sebagaimana telah
dijelaskan dalam pasal sebelumnya, menggunakan keterangan dalam Lukas 3:1-3
bersama dengan tanggal 14 M. sebagai tahun mulainya Kaisar Tiberius
memerintah, kita mendapat tahun 29 M. sebagai titik tolak dari pelayanan
Yesus yang istimewa di atas bumi ini. Meskipun kejadian-kejadian dalam Matius
tidak selalu diberikan menurut urutan kronologis, pada umumnya ketiga buku
lainnya mengemukakan urutan yang sebenarnya dari kejadian-kejadian bersejarah
yang telah terjadi. Kejadian-kejadian ini diringkaskan dalam tabel yang
terlampir. Saudara akan melihat bahwa tulisan Yohanes, yang ditulis lebih dari
30 tahun setelah buku terakhir dari ketiga injil lainnya, mengisi bagian-bagian
yang penting dalam sejarah yang tidak diliput oleh ketiga penginjil lain. Yang
teristimewa patut diperhatikan adalah catatan Yohanes yang menyebut tentang
keempat Hari Paskah selama pelayanan Yesus di bumi, yang meneguhkan bahwa Yesus
memang telah melayani selama tiga setengah tahun, yang berakhir pada tahun
33 M.—Yoh. 2:13; 5:1; 6:4; 12:1; dan 13:1.
17 Kematian Yesus pada tahun 33 M. juga
didukung oleh bukti lain. Menurut Taurat Musa, 15 Nisan selalu dijadikan
hari Sabat istimewa, tidak soal pada hari apa jatuhnya. Tetapi jika kebetulan
jatuh tepat pada hari Sabat biasa, maka hari itu dikenal sebagai hari Sabat
”besar,” dan Yohanes 19:31 memperlihatkan bahwa Sabat yang demikian berlaku
pada hari setelah Yesus wafat, yang karena itu adalah hari Jumat. Dan bukan
pada tahun 31 atau 32 tetapi hanya pada tahun 33 M., tanggal 14 Nisan
jatuh pada hari Jumat. Maka, pastilah kematian Yesus terjadi pada tahun
33 M.
18 ”Minggu” yang ke-70, tahun 29-36 M.
Jadwal waktu dari pelayanan Yesus juga tercakup dalam Daniel 9:24-27, yang
menubuatkan bahwa 69 minggu tahun (483 tahun) akan berlalu ”dari saat firman
itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai
pada kedatangan seorang yang diurapi [”Mesias,” NW], seorang raja.”
Menurut Nehemia 2:1-8, firman ini keluar ”pada tahun kedua puluh dari
pemerintahan raja Artahsasta,” raja Persia. Kapankah Artahsasta mulai
memerintah? Ayahnya yang juga raja sebelum dia, Sasta (Xerxes), wafat pada
akhir tahun 475 S.M. Jadi tahun ketika Artahsasta naik takhta mulai pada
tahun 475 S.M., dan ini didukung oleh bukti yang kuat dari sumber-sumber
seperti, Yunani, Persia, dan Babel. Sebagai contoh, sejarawan Yunani Thucydides
(yang sangat terkenal karena kesaksamaannya) menulis tentang negarawan Yunani
Themistocles yang melarikan diri ke Persia ketika Artahsasta ”baru naik
takhta.” Seorang sejarawan Yunani lain dari abad pertama M, yaitu Diodorus
Siculus, memungkinkan kita menetapkan tanggal kematian Themistocles pada tahun
471/470 S.M. Sesudah melarikan diri dari negerinya, Themistocles meminta
izin Artahsasta untuk mempelajari dahulu bahasa Persia selama satu tahun
sebelum ia menghadap raja, yang kemudian ia lakukan. Maka, menetapnya
Themistocles di Persia pasti bukan sesudah tahun 472 S.M., dan saat
tibanya mungkin pada tahun 473 S.M. Pada waktu itu Artahsasta ”baru naik
takhta.”
19 Jadi, ”tahun kedua puluh dari pemerintahan
raja Artahsasta” adalah 455 S.M. Dengan menghitung 483 tahun (69 ”minggu”)
mulai dari tahun ini, dan mengingat bahwa tidak ada tahun nol dalam peralihan
ke tahun Masehi, sampailah kita pada tahun 29 M. sebagai tahun ketika
”yang diurapi [”Mesias,” NW], seorang raja” muncul. Yesus menjadi Mesias
ketika ia dibaptis dan diurapi dengan roh suci pada musim gugur tahun itu.
Nubuat tersebut juga menunjukkan bahwa ”pada pertengahan tujuh masa itu ia akan
menghentikan korban sembelihan dan korban santapan.” Hal ini terjadi ketika
korban-korban dari orang Yahudi sudah tidak berlaku lagi karena Yesus
mengorbankan dirinya sendiri. ”Pertengahan” dari ”minggu” tahun ini membawa
kita melintasi tiga setengah tahun sampai musim semi tahun 33 M., pada
waktu Yesus dibunuh. Akan tetapi, ”Raja itu akan membuat perjanjian teguh
dengan banyak orang” (BIS) selama seluruh minggu yang ke-70. Ini
menunjukkan bahwa perkenan istimewa dari Yehuwa masih terus ditujukan kepada
orang-orang Yahudi selama tujuh tahun dari 29 M. sampai 36 M. Hanya
setelah itu, kesempatan mulai dibuka bagi orang dari bangsa-bangsa yang tidak
bersunat untuk menjadi orang Israel rohani, seperti diperlihatkan dengan
bertobatnya Kornelius pada tahun 36 M.—Kis. 10:30-33, 44-48; 11:1.
MENETAPKAN TAHUN-TAHUN PADA ZAMAN RASUL-RASUL
20 Antara tahun 33 M. dan 49 M.
Tahun 44 M. dapat diterima sebagai tanggal yang bermanfaat untuk masa ini.
Menurut Josephus (Jewish Antiquities, XIX, 351 [viii, 21]),
Herodes Agripa I memerintah selama tiga tahun sesudah Kaisar Klaudius dari
Roma naik takhta (pada tahun 41 M.). Bukti sejarah menunjukkan bahwa
Herodes meninggal pada tahun 44 M. Dengan melihat catatan Alkitab, kita
mendapati hanya beberapa waktu sebelum kematian Herodes, Agabus bernubuat ”oleh
kuasa Roh” mengenai bala kelaparan besar yang akan datang, bahwa rasul Yakobus dihukum
mati, dan bahwa Petrus dipenjarakan (menjelang hari Paskah) dan secara ajaib
dibebaskan. Semua kejadian ini dapat kita tetapkan telah terjadi pada tahun
44 M.—Kis. 11:27, 28; 12:1-11, 20-23.
21 Bala kelaparan yang dinubuatkan itu datang
kira-kira pada tahun 46 M. Rupanya kira-kira pada waktu ini, Paulus dan
Barnabas ”kembali dari Yerusalem, setelah mereka menyelesaikan tugas pelayanan
mereka.” (Kis. 12:25) Setelah kembali ke Antiokhia di Siria, mereka dipisahkan
oleh roh suci untuk mengadakan perjalanan utusan injil yang pertama,
menjelajahi Siprus dan banyak kota dan distrik di Asia Kecil. Perjalanan ini
mungkin berlangsung dari musim semi tahun 47 M. hingga musim gugur
48 M., dengan satu kali berada di Asia Kecil pada musim dingin. Rupanya
Paulus melewatkan musim dingin berikutnya di Antiokhia di Siria, maka tibalah
kita pada musim semi tahun 49 M.—Kis. 13:1–14:28.
22 Catatan dalam Galatia pasal 1 dan 2
tampaknya cocok dengan perhitungan waktu ini. Di sini Paulus menyebut bahwa ia
telah mengadakan dua kunjungan istimewa ke Yerusalem setelah pertobatannya,
yang pertama ”tiga tahun kemudian” dan yang lainnya ”setelah lewat empat belas
tahun.” (Gal. 1:17, 18; 2:1) Jika dua jangka waktu ini dianggap sebagai
jangka waktu ordinal, menurut kebiasaan orang di zaman itu, dan jika pertobatan
Paulus itu adalah pada permulaan zaman para rasul, sebagaimana yang
diperlihatkan oleh catatan, maka kita dapat menghitung 3 tahun dan 14
tahun itu adalah 34-36 M. dan 36-49 M.
23 Kunjungan Paulus yang kedua ke kota
Yerusalem yang disebutkan dalam Galatia tampaknya ada hubungan dengan persoalan
sunat, karena bahkan Titus yang menyertai Paulus dikatakan tidak diharuskan
untuk disunat. Jika ini sama dengan kunjungan yang dilakukan untuk mendapatkan
keputusan badan pimpinan mengenai sunat, sebagaimana dikatakan dalam Kisah
15:1-35, maka tahun 49 M. cocok karena terletak antara perjalanan utusan
injil Paulus yang pertama dan kedua. Selain itu, menurut Galatia 2:1-10, Paulus
menggunakan kesempatan itu untuk mengemukakan kepada ”mereka yang terpandang”
dari sidang Yerusalem tentang kabar baik yang sedang ia kabarkan, ’supaya
jangan dengan percuma ia berusaha.’ Logis sekali bagi Paulus untuk melaporkan
kepada mereka mengenai perjalanan utusan injilnya yang pertama sekali. Paulus
melakukan kunjungan ke Yerusalem ini ”berdasarkan suatu penyataan.”
24 Perjalanan Utusan Injil Paulus yang Kedua,
kira-kira 49-52 M. Setelah kembali dari Yerusalem, Paulus tinggal beberapa
waktu di Antiokhia di Siria; maka pasti musim panas tahun 49 M. sudah berlangsung
beberapa waktu lamanya ketika ia meninggalkan kota itu untuk memulai perjalanan
yang kedua. (Kis. 15:35, 36) Perjalanan ini lebih jauh daripada yang
pertama, dan ia harus singgah di Asia Kecil selama musim dingin. Kemungkinan
pada musim semi tahun 50 M. ia menyambut pangggilan ke Makedonia dan
menyeberang ke benua Eropa. Lalu ia mengabar dan mengorganisasi sidang-sidang
baru di Filipi, Tesalonika, Berea, dan Atena. Akhirnya ia tiba di Korintus, di
propinsi Akhaya, pada musim gugur 50 M., setelah menempuh perjalanan
sejauh kira-kira 2.090 kilometer, sebagian besar dengan berjalan kaki. (Kis.
16:9, 11, 12; 17:1, 2, 10, 11, 15, 16; 18:1) Menurut Kisah 18:11,
Paulus tinggal di sana selama 18 bulan, maka sampailah kita pada permulaan
tahun 52 M. Dengan berlalunya musim dingin, Paulus dapat berlayar menuju
Kaisarea melalui Efesus. Setelah pergi menemui jemaat, rupanya di Yerusalem, ia
tiba kembali di kota pangkalannya yakni Antiokhia di Siria, mungkin pada musim
panas tahun 52 M.—Kis. 18:12-22.
25 Suatu penemuan arkeologi mendukung tahun
50-52 M. sebagai waktu kunjungan Paulus yang pertama ke Korintus. Ini
adalah fragmen dari sebuah tulisan, yaitu sebuah dekrit dari Kaisar Klaudius
yang ditujukan kepada orang-orang Delfia di Yunani, yang berisi kata-kata ”[Lucius
Ju]nius, Galio, . . . gubernur.” Sejarawan pada umumnya setuju bahwa
angka 26, yang juga ditemukan dalam teks itu, menunjukkan Klaudius telah
dilantik sebagai kaisar untuk yang ke-26 kali. Tulisan-tulisan lain yang
ditemukan memperlihatkan bahwa Klaudius telah dinyatakan sebagai kaisar untuk
yang ke-27 kali sebelum tanggal 1 Agustus 52 S.M. Masa jabatan
seorang gubernur berlangsung selama satu tahun, dan biasanya mulai dengan musim
panas. Maka, tahun di mana Galio menjadi gubernur di Akhaya tentunya mulai dari
musim panas 51 M. hingga musim panas 52 M. ”Akan tetapi setelah Galio
menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan
Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan.” Setelah Galio melepaskan Paulus,
rasul itu tinggal ”beberapa hari lagi,” dan kemudian ia berlayar ke Siria.
(Kis. 18:11, 12, 17, 18) Semua ini membenarkan bahwa musim semi tahun
52 M. adalah waktu berakhirnya kunjungan Paulus di Korintus selama 18
bulan. Catatan lain terdapat dalam keterangan bahwa ketika Paulus tiba di
Korintus, ia ”berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari
Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar
Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma.”
(Kis. 18:2) Menurut sejarawan Paulus Orosius, dari permulaan abad kelima,
perintah pengusiran ini dikeluarkan pada tahun kesembilan pemerintahan
Klaudius, yaitu pada tahun 49 M. atau pada awal tahun 50 M. Maka,
Akwila dan Priskila bisa jadi tiba di Korintus beberapa waktu sebelum musim
gugur tahun itu, dan hal itu cocok dengan waktu ketika Paulus tinggal di sana,
yaitu dari musim gugur tahun 50 M. sampai musim semi tahun 52 M.
26 Perjalanan Utusan Injil Paulus yang Ketiga,
± 52-56 M. Setelah lewat ”beberapa waktu” di Antiokhia di Siria,
Paulus mengadakan perjalanan kembali ke Asia Kecil, dan rupanya ia tiba di
Efesus menjelang musim salju tahun 52-53 M. (Kis. 18:23, NW; 19:1)
Paulus mengajar di Efesus ”selama tiga bulan” dan kemudian ”dua tahun” lamanya,
dan setelah itu ia berangkat ke Makedonia. (Kis. 19:8-10) Belakangan, ia
mengingatkan para pengawas dari Efesus bahwa ia telah melayani di antara mereka
”selama tiga tahun,” tetapi sangat mungkin ini merupakan angka yang telah
dibulatkan. (Kis. 20:31) Rupanya Paulus meninggalkan Efesus setelah ”hari raya
Pentakosta” pada awal tahun 55 M., dan meneruskan perjalanan jauh ke
Korintus, Yunani, tepat pada waktunya untuk tinggal di sana selama tiga bulan
pada musim dingin. Lalu ia kembali ke arah utara sejauh Filipi menjelang waktu
Paskah tahun 56 M. Dari sana ia berlayar melalui Troas dan Miletus menuju
Kaisarea dan pergi sampai ke Yerusalem, menjelang hari Pentakosta tahun 56 M.—1 Kor.
16:5-8; Kis. 20:1-3, 6, 15, 16; 21:8, 15-17.
27 Tahun-Tahun Terakhir, 56-100 M. Tidak
lama sesudah ia tiba di Yerusalem, Paulus ditangkap. Ia dibawa ke Kaisarea dan
dipenjarakan selama dua tahun di sana, sampai Feliks digantikan oleh Festus
sebagai gubernur. (Kis. 21:33; 23:23-35; 24:27) Tahun tibanya Festus dan tahun
ketika Paulus berangkat ke Roma adalah tahun 58 M. Setelah Paulus
mengalami karam kapal dan musim dingin di Malta, perjalanan berakhir pada tahun
59 M., dan catatan menunjukkan bahwa ia tetap dalam keadaan tertawan di
Roma, mengabar dan mengajar selama dua tahun, atau sampai kira-kira tahun
61 M.—Kis. 27:1; 28:1, 11, 16, 30, 31.
28 Meskipun catatan sejarah dari buku Kisah
berakhir sampai di sini, terdapat petunjuk-petunjuk bahwa Paulus kemudian
dilepaskan dan melanjutkan perjalanan penginjilannya, berkunjung ke Kreta,
Yunani, dan Makedonia. Tidak diketahui apakah ia telah pergi sampai sejauh
Spanyol. Kemungkinan Paulus mati sebagai martir di tangan Kaisar Nero tidak
lama setelah ia dipenjarakan terakhir kali di Roma kira-kira pada tahun 65 M.
Sejarah dunia menyebutkan bulan Juli 64 M. sebagai tanggal terjadinya
kebakaran besar di kota Roma, sesudah itu Nero mulai menindas umat Kristiani.
Penghukuman Paulus di dalam ”penjara” [”dirantai,” NW] dan fakta bahwa
ia dihukum mati cocok dengan jangka waktu ini.—2 Tim. 1:16; 4:6, 7.
29 Kelima buku rasul Yohanes ditulis pada
akhir suatu masa pengejaran yang dilancarkan oleh Kaisar Domitian. Ia telah
bertindak seperti orang gila selama tiga tahun terakhir dari pemerintahannya,
yang berlangsung selama tahun 81-96 M. Ketika berada dalam pembuangan di
Pulau Patmos, Yohanes menulis buku Wahyu, kira-kira tahun 96 M. Injilnya
dan ketiga suratnya menyusul kemudian dari Efesus atau daerah sekitarnya
setelah ia dibebaskan. Rasul yang terakhir ini meninggal kira-kira tahun
100 M.
30 Jelas bahwa dengan membandingkan
peristiwa-peristiwa sejarah dunia dengan kronologi dan nubuat dalam Alkitab,
kita dibantu untuk dapat membayangkan lebih jelas kapan terjadinya
peristiwa-peristiwa Alkitab dalam arus waktu. Keselarasan dari kronologi
Alkitab menambah keyakinan kita bahwa Kitab Suci adalah Firman Allah.
[Catatan Kaki]
Dalam mempelajari pasal ini, akan sangat membantu untuk
melihat petunjuk dalam Insight on the Scriptures,
Jil. 1, halaman 458-67.
Pelajaran 2, paragraf 28, 29.
Dari saat Abraham menyeberangi Sungai Efrat sampai
kelahiran Ishak lamanya 25 tahun; selanjutnya sampai kelahiran Yakub 60 tahun;
Yakub berumur 130 tahun ketika ia pindah ke Mesir.—Kej. 12:4; 21:5; 25:26;
47:9.
Pada tahun 1990, waktu yang telah berlalu ini harus
dikurangi dari 6.015 tahun.
Awake!, 22 September 1986, halaman 17-27;
8 April 1972, halaman 5-20.
Insight on the Scriptures,
Jil. 2, halaman 57-58.
Watchtower, 1976, halaman 247; 1959, halaman
489-92.
Insight on the Scriptures,
Jil. 2, halaman 614-16.
Insight on the Scriptures,
Jil. 2, halaman 899-904.
The New Encylopœdia Britannica,
1987, Jil. 5, halaman 880.
Insight on the Scriptures,
Jil. 2, halaman 747.
Insight on the Scriptures,
Jil. 2, halaman 747.
Insight on the Scriptures,
Jil. 1, halaman 476, 886.
Insight on the Scriptures,
Jil. 2, halaman 747.
Analytical Concordance to the
Bible dari Young, halaman 342, di bawah judul ”Festus.”
Notes on the Book of Revelation,
1852, oleh Albert Barnes, halaman xxix, xxx.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar