Rabu, 20 November 2013

Menetapkan Tanggal Peristiwa-Peristiwa Dalam Arus Waktu


Pelajaran tentang Kitab-Kitab yang Terilham serta Latar Belakangnya

Pelajaran Nomor 3—Menetapkan Tanggal Peristiwa-Peristiwa Dalam Arus Waktu


Menghitung Waktu menurut Alkitab dan pembahasan tentang kronologi dari peristiwa-peristiwa utama dalam Kitab-Kitab Ibrani dan Yunani.

KETIKA Daniel mendapat penglihatan mengenai ’raja utara’ dan ’raja selatan,’ malaikat Yehuwa beberapa kali mengucapkan perkataan ”waktu yang ditetapkan.” (Dan. 11:6, 27, 29, 35) Ada banyak ayat lain juga yang menunjukkan bahwa Yehuwa sangat cermat dalam menetapkan waktu dan Ia melaksanakan maksud-tujuan-Nya tepat pada waktunya. (Luk. 21:24; 1 Tes. 5:1, 2) Di dalam Firman-Nya, yaitu Alkitab, Ia telah menyediakan sejumlah ”pedoman” yang membantu kita untuk mengetahui kapan terjadinya peristiwa-peristiwa penting dalam arus waktu. Banyak kemajuan telah dibuat dalam pemahaman kronologi Alkitab. Penyelidikan oleh para arkeolog dan yang lainnya terus memperjelas berbagai masalah, sehingga memungkinkan kita menentukan tanggal-tanggal terjadinya peristiwa-peristiwa penting yang dicatat dalam Alkitab.—Ams. 4:18.


2 Angka Ordinal dan Angka Kardinal. Dalam pelajaran sebelumnya (paragraf 25 dan 26), kita mempelajari bahwa ada perbedaan antara angka kardinal (bilangan pokok) dan angka ordinal (bilangan urut). Hal ini harus diingat pada waktu menghitung jangka waktu berdasarkan Alkitab selaras dengan metode penanggalan modern. Misalnya, sehubungan dengan ”tahun ketiga puluh tujuh sesudah Yoyakhin, raja Yehuda dibuang,” jangka waktu ”tiga puluh tujuh” merupakan angka ordinal. Ini berarti 36 tahun penuh ditambah sekian hari, minggu, atau bulan (sejauh waktu telah berlalu sejak akhir tahun ke-36).—Yer. 52:31.

3 Tahun Memerintah dan Tahun Naik Takhta. Alkitab menyebut tentang arsip-arsip Negara dari pemerintahan Yehuda dan Israel, juga masalah-masalah Negara dari pemerintahan Babel dan Persia. Dalam keempat kerajaan ini, kronologi Negara dihitung dengan tepat menurut masa-masa pemerintahan dari raja-rajanya, dan sistem penanggalan waktu yang sama telah diterapkan dalam Alkitab. Sering kali Alkitab menyebut dokumen yang dikutip, misalnya ”kitab riwayat Salomo.” (1 Raj. 11:41) Masa pemerintahan seorang raja biasanya mencakup sebagian dari satu tahun naik takhta, yang kemudian disusul dengan sejumlah tahun memerintah yang penuh. Tahun memerintah adalah masa jabatan yang resmi dari raja dan biasanya ini dihitung dari bulan Nisan sampai bulan Nisan, atau dari musim semi hingga musim semi. Bila seorang raja baru menggantikan raja lain di atas takhta, maka bulan-bulan yang masih sisa sampai musim semi berikutnya disebut sebagai tahun naik takhta dari raja itu, dalam waktu tersebut ia menyelesaikan masa jabatan pendahulunya. Akan tetapi, masa jabatannya sendiri yang resmi dihitung mulai dari tanggal 1 Nisan berikutnya.

4 Sebagai contoh, tampaknya Salomo mulai memerintah beberapa waktu sebelum bulan Nisan tahun 1037 S.M., ketika Daud masih hidup. Tidak lama kemudian Daud wafat. (1 Raj. 1:39, 40; 2:10) Akan tetapi, tahun memerintah Daud yang terakhir masih terus berjalan sampai musim semi tahun 1037 S.M., dan masih dihitung sebagai bagian dari masa jabatannya yang 40 tahun. Sebagian tahun, mulai dari pemerintahan Salomo hingga musim semi tahun 1037 S.M., dihitung sebagai tahun naik takhta Salomo, dan itu tidak dapat dihitung sebagai tahun memerintahnya, karena ia hanya menyelesaikan masa jabatan ayahnya. Maka, tahun memerintah pertama yang penuh dari Salomo bukan dimulai pada bulan Nisan 1037 S.M. (1 Raj. 2:12) Pada waktunya, 40 tahun penuh merupakan masa Salomo memerintah sebagai raja. (1 Raj. 11:42) Dengan selalu membedakan tahun memerintah dan tahun naik takhta demikian, kita dapat menghitung kronologi Alkitab dengan saksama.

MENGHITUNG KEMBALI HINGGA PENCIPTAAN ADAM

5 Mulai Dari Tanggal yang Sangat Penting. Tanggal yang sangat penting untuk menghitung kembali waktu penciptaan Adam adalah tanggal Kores menaklukkan dinasti raja Babel, yaitu tahun 539 S.M. Kores mengeluarkan dekritnya untuk memerdekakan orang-orang Yahudi selama tahun pemerintahannya yang pertama, yaitu sebelum musim semi tahun 537 S.M. Ezra 3:1 melaporkan bahwa putra-putra Israel telah berada kembali di Yerusalem menjelang bulan yang ketujuh, Tisyri, yang sama dengan bagian-bagian dari bulan September dan Oktober. Maka musim rontok tahun 537 S.M. dianggap sebagai tanggal pemulihan ibadat Yehuwa di Yerusalem.

6 Pemulihan kembali ibadat Yehuwa pada musim rontok tahun 537 S.M. ini menandai akhir suatu masa nubuat. Masa yang mana? Yaitu masa ”tujuh puluh tahun” pada waktu Negeri Perjanjian ”menjadi tempat yang tandus,” dan mengenai ini Yehuwa juga berkata, ”Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu, Aku akan menepati janjiKu itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.” (Yer. 25:11, 12; 29:10) Daniel, yang mengetahui betul nubuat ini, bertindak selaras dengan nubuat ini seraya ”tujuh puluh tahun” itu mendekati akhirnya. (Dan. 9:1-3) Maka pastilah masa ”tujuh puluh tahun” yang berakhir dalam musim rontok tahun 537 S.M., mulai pada musim rontok tahun 607 S.M. Fakta-faktanya menunjukkan hal ini. Yeremia pasal 52 melukiskan kejadian-kejadian yang bersejarah mengenai pengepungan Yerusalem, orang Babel yang berhasil mendobrak pertahanan mereka, dan penangkapan Raja Zedekia pada tahun 607 S.M. Kemudian, sebagaimana dikatakan oleh ayat 12, ”dalam bulan kelima, tanggal sepuluh,” yaitu tanggal 10 bulan Ab (yang sama dengan bagian-bagian dari bulan Juli dan Agustus), orang Babel membakar bait dan kota itu. Tetapi, ini bukanlah titik permulaan dari ”tujuh puluh tahun” itu. Sisa kedaulatan Yahudi masih terdapat dalam diri Gedalya, yang diangkat oleh raja Babel sebagai gubernur atas sisa penduduk bangsa Yahudi. ”Dalam bulan ketujuh,” Gedalya dan beberapa orang lain dibunuh, sehingga sisa dari orang-orang Yahudi lari ketakutan ke negeri Mesir. Baru pada waktu itulah, yaitu kira-kira 1 Oktober 607 S.M., negeri mereka dalam arti sepenuhnya ”tandus . . . hingga genaplah tujuh puluh tahun.”—2 Raj. 25:22-26; 2 Taw. 36:20, 21.

7 Dari 607 S.M. sampai 997 S.M. Perhitungan waktu mundur dari kejatuhan Yerusalem hingga saat pecahnya kerajaan sesudah kematian Salomo mengalami banyak kesulitan. Tetapi, perbandingan masa jabatan dari raja-raja Israel dan Yehuda seperti dicatat dalam buku Satu dan Dua Raja-Raja, menunjukkan bahwa jangka waktu ini lamanya 390 tahun. Bukti kuat bahwa ini adalah angka yang tepat terdapat dalam nubuat di Yehezkiel 4:1-13. Nubuat ini menunjukkan bahwa hal ini mengarah pada waktu manakala Yerusalem akan dikepung dan penduduknya akan dijadikan tawanan oleh bangsa-bangsa, yang terjadi pada tahun 607 S.M. Maka 40 tahun yang disebutkan di situ sehubungan dengan Yehuda berakhir dengan dihancurkannya Yerusalem. Ke-390 tahun yang disebutkan di situ sehubungan dengan Israel tidak berakhir pada waktu Samaria dimusnahkan, karena hal itu sudah lama terjadi ketika Yehezkiel mengucapkan nubuatnya itu, sedangkan nubuat ini jelas menunjuk kepada pengepungan dan penghancuran kota Yerusalem. Jadi, ”kesalahan dari rumah Israel” itu juga berakhir pada tahun 607 S.M. Dengan menghitung mundur mulai dari tahun ini, kita melihat bahwa jangka waktu 390 tahun dimulai pada tahun 997 S.M. Pada tahun itulah, sesudah wafatnya Salomo, Yerobeam memutuskan hubungan dengan keluarga Daud dan ”membuat orang Israel menyimpang dari pada mengikuti [Yehuwa] dan mengakibatkan mereka melakukan dosa yang besar.”—2 Raj. 17:21.

8 Dari 997 S.M. sampai 1513 S.M. Karena bagian akhir dari tahun memerintah terakhir dari Salomo yang lamanya 40 tahun penuh berakhir pada musim semi tahun 997 S.M., maka pasti tahun memerintah bagian pertama mulai pada musim semi 1037 S.M. (1 Raj. 11:42) Catatan Alkitab di 1 Raja 6:1, berkata bahwa Salomo mulai membangun rumah Yehuwa di Yerusalem pada bulan kedua dari tahun keempat pemerintahannya. Ini berarti tiga tahun penuh dan satu bulan penuh dari masa pemerintahannya telah berlalu. Maka tibalah kita pada bulan April-Mei tahun 1034 S.M., saat pembangunan bait dimulai. Akan tetapi, ayat yang sama menyatakan bahwa saat itu juga merupakan ”tahun yang keempat ratus delapan puluh sesudah orang Israel keluar dari tanah Mesir.” Sekali lagi ke-480 merupakan angka ordinal, yang memaksudkan 479 tahun yang penuh. Maka, kalau kita tambahkan 479 kepada 1034, kita mendapat tahun 1513 S.M. sebagai tahun ketika orang Israel keluar dari Mesir. Paragraf 19 dari Pelajaran 2 menjelaskan bahwa sejak tahun 1513 S.M., Abib (Nisan) mulai dianggap sebagai ’bulan pertama tiap-tiap tahun’ bagi Israel (Kel. 12:2) dan bahwa sebelumnya telah digunakan perhitungan tahun yang mulai pada musim rontok, yaitu mulai dengan bulan Tisyri. The New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religous Knowledge, 1957, Jil. 12, halaman 474, mengatakan: ”Perhitungan mengenai tahun memerintah dari raja-raja itu berdasarkan tahun yang mulai dengan musim semi, dan ini sama dengan metode Babel yang berlaku.” Kapan saja perubahan mulainya tahun pada musim rontok kepada mulainya tahun pada musim semi mulai diterapkan pada jangka-jangka waktu dalam Alkitab, ini akan mengakibatkan kekurangan atau penambahan enam bulan dalam penghitungan waktu.

9 Dari 1513 S.M. sampai 1943 S.M. Dalam Keluaran 12:40, 41, Musa menulis bahwa ”lamanya orang Israel diam di Mesir adalah empat ratus tiga puluh tahun.” Dari susunan kata-kata di atas, nyatalah bahwa tidak seluruh ’masa berdiam’ mereka ini adalah di Mesir. Jangka waktu ini mulai ketika Abraham menyeberangi Sungai Efrat dalam perjalanannya menuju Kanaan, pada waktu perjanjian Yehuwa dengan Abraham mulai berlaku. Dua ratus lima belas tahun yang pertama dari ’masa berdiam’ adalah di negeri Kanaan, kemudian untuk jumlah tahun yang sama mereka berada di Mesir, sampai Israel akhirnya menjadi merdeka dan sama sekali tidak lagi bergantung kepada Mesir, yaitu pada tahun 1513 S.M. Catatan kaki New World Translation mengenai Keluaran 12:40 menunjukkan bahwa Septuagint Yunani, yang didasarkan atas naskah-naskah Ibrani yang lebih tua daripada naskah Masoretik, menambahkan kata-kata ”dan di negeri Kanaan” sesudah kata ”Mesir.” Demikian pula halnya dengan Pentateuch Samaria. Galatia 3:17 yang juga menyebut mengenai 430 tahun itu, membenarkan bahwa jangka waktu ini dimulai pada saat perjanjian Allah dengan Abraham disahkan, yakni pada waktu Abraham menyeberangi Sungai Efrat dalam perjalanannya ke negeri Kanaan. Maka ini terjadi pada tahun 1943 S.M., ketika Abraham berumur 75 tahun.—Kej. 12:4.

10 Bukti lain yang menunjang perhitungan di atas: Dalam Kisah 7:6 disebutkan bahwa benih Abraham menderita sengsara selama 400 tahun. Karena Yehuwa telah melepaskan mereka dari penderitaan oleh Mesir pada tahun 1513 S.M., maka masa sengsara itu tentu mulai pada tahun 1913 S.M. Ini adalah lima tahun sesudah kelahiran Ishak dan hal ini cocok dengan peristiwa Ismael ”mengolok-olok” Ishak ketika ia mulai disapih.—Kej. 15:13; 21:8, 9, Klinkert.

11 Dari 1943 S.M. sampai 2370 S.M. Kita telah melihat bahwa Abraham berumur 75 tahun ketika ia memasuki negeri Kanaan pada tahun 1943 S.M. Sekarang kita dapat menetapkan tanggal-tanggal dalam arus waktu lebih jauh lagi, sampai pada zaman Nuh. Ini dapat dihitung dengan menggunakan jangka waktu yang tersedia bagi kita dalam Kejadian 11:10 sampai 12:4. Perhitungan ini, yang berjumlah 427 tahun, dirincikan sebagai berikut:

Dari permulaan Air Bah

sampai kelahiran Arfakhsad          2 tahun

Lalu sampai kelahiran Selah           35 

Sampai kelahiran Eber               30 

Sampai kelahiran Peleg               34 

Sampai kelahiran Rehu               30 

Sampai kelahiran Serug               32 

Sampai kelahiran Nahor               30 

Sampai kelahiran Terah               29 

Sampai kematian Terah, ketika

Abraham berumur 75 tahun           205 

Jumlah                          427 tahun

Dengan menambahkan 427 tahun kepada 1943 S.M. maka sampailah kita pada tahun 2370 S.M. Dengan demikian penanggalan Alkitab menunjukkan bahwa Air Bah di zaman Nuh terjadi pada tahun 2370 S.M.

12 Dari 2370 S.M. sampai 4026 S.M. Bila kita mundur lebih jauh lagi dalam arus waktu, kita mendapati bahwa Alkitab menentukan tanggal-tanggal selama seluruh jangka waktu dari Air Bah terus sampai penciptaan Adam. Ini diteguhkan dalam Kejadian 5:3-29 dan 7:6, 11. Perhitungan waktunya dirinci di bawah ini:

Dari penciptaan Adam sampai

kelahiran Set                     130 tahun

Lalu sampai kelahiran Enos            105  

Sampai kelahiran Kenan               90  

Sampai kelahiran Mahalaleel             70  

Sampai kelahiran Yared                65  

Sampai kelahiran Henokh              162  

Sampai kelahiran Metusalah             65  

Sampai kelahiran Lamekh              187  

Sampai kelahiran Nuh                182  

Sampai Air Bah                    600  

Jumlah                          1.656 tahun

Dengan menambahkan 1.656 tahun kepada tanggal sebelumnya, yaitu tahun 2.370 S.M., kita sampai pada tahun 4026 S.M. sebagai tahun Adam diciptakan, kemungkinan pada musim gugur, karena pada kebanyakan kalender yang paling kuno, tahun dihitung mulai dari musim gugur.

13 Apa artinya ini bagi kita dewasa ini? Edisi pertama dari buku ini, yang diterbitkan pada tahun 1963, mengatakan: ”Maka, apakah ini berarti bahwa menjelang tahun 1963 kita telah maju 5.988 tahun memasuki ’hari’ manakala Yehuwa ’telah berhenti dari segala pekerjaannya’? (Kej. 2:3) Tidak, karena Adam tidak diciptakan tepat pada permulaan hari istirahat Yehuwa. Sesudah Adam diciptakan, dan masih pada hari penciptaan keenam itu, rupanya Yehuwa menciptakan binatang dan burung-burung lainnya. Juga, ia telah menyuruh Adam memberi nama binatang-binatang, yang tentu memakan sejumlah waktu, dan kemudian, ia menciptakan Hawa. (Kej. 2:18-22; lihat juga NW, Edisi 1953, catatan kaki mengenai ay. 19) Seberapa pun waktu yang telah berlalu antara saat Adam diciptakan dan akhir ’hari keenam’ harus dikurangi dari 5.988 tahun itu agar dapat diketahui panjang waktu sesungguhnya yang telah lewat dari permulaan ’hari ketujuh’ hingga [tahun 1963]. Tidak ada gunanya memakai kronologi Alkitab untuk berspekulasi mengenai tanggal-tanggal yang masih ada di masa depan kita dalam arus waktu.—Mat. 24:36.”

14 Bagaimana dengan pendapat-pendapat ilmiah yang mengatakan bahwa manusia telah ada di bumi ini selama ratusan ribu atau bahkan jutaan tahun? Tidak satu pun dari antara pendapat-pendapat demikian dapat dibuktikan melalui catatan-catatan tertulis dari zaman itu, seperti halnya dengan kejadian-kejadian Alkitab. Umur-umur fantastis yang diberikan kepada ”manusia prasejarah” didasarkan atas anggapan yang tidak bisa dibuktikan. Sebenarnya, sejarah dunia yang dapat dipercaya, disertai kronologinya, baru berumur beberapa ribu tahun saja. Bola bumi ini telah mengalami banyak perubahan dan gejolak, seperti misalnya Air Bah sedunia pada zaman Nuh, yang telah sangat mengubah lapisan-lapisan batu karang dan tempat-tempat peninggalan fosil-fosil, sehingga pernyataan yang bersifat ilmiah mengenai tanggal-tanggal sebelum Air Bah semuanya sangat berdasarkan dugaan belaka. Berbeda dengan hipotesa-hipotesa dan teori-teori manusia yang saling bertentangan itu, Alkitab lebih masuk akal dalam menceritakan riwayat yang jelas dan selaras tentang asal usul manusia dan dalam mendokumentasikan secara teliti sejarah umat pilihan Yehuwa.

15 Bila kita mempelajari Alkitab dan merenungkan pekerjaan-pekerjaan dari Pencatat Waktu yang Agung, Allah Yehuwa, kita seharusnya merasa sangat rendah hati. Sesungguhnyalah manusia yang berkematian sangat kecil dibandingkan dengan Allah yang mahakuasa, yang perbuatan-Nya yang begitu mengagumkan dalam menciptakan alam semesta ribuan tahun yang lampau, hanya dinyatakan dengan begitu sederhana dalam Alkitab: ”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”—Kej. 1:1.

TEMPAT TINGGAL YESUS DI BUMI

16 Keempat catatan terilham dari riwayat hidup Yesus di bumi tampaknya telah ditulis dalam urutan berikut ini: Matius (± 41 M.), Lukas (± 56-58 M.), Markus (± 60-65 M.), dan Yohanes (± 98 M.). Sebagaimana telah dijelaskan dalam pasal sebelumnya, menggunakan keterangan dalam Lukas 3:1-3 bersama dengan tanggal 14 M. sebagai tahun mulainya Kaisar Tiberius memerintah, kita mendapat tahun 29 M. sebagai titik tolak dari pelayanan Yesus yang istimewa di atas bumi ini. Meskipun kejadian-kejadian dalam Matius tidak selalu diberikan menurut urutan kronologis, pada umumnya ketiga buku lainnya mengemukakan urutan yang sebenarnya dari kejadian-kejadian bersejarah yang telah terjadi. Kejadian-kejadian ini diringkaskan dalam tabel yang terlampir. Saudara akan melihat bahwa tulisan Yohanes, yang ditulis lebih dari 30 tahun setelah buku terakhir dari ketiga injil lainnya, mengisi bagian-bagian yang penting dalam sejarah yang tidak diliput oleh ketiga penginjil lain. Yang teristimewa patut diperhatikan adalah catatan Yohanes yang menyebut tentang keempat Hari Paskah selama pelayanan Yesus di bumi, yang meneguhkan bahwa Yesus memang telah melayani selama tiga setengah tahun, yang berakhir pada tahun 33 M.—Yoh. 2:13; 5:1; 6:4; 12:1; dan 13:1.

17 Kematian Yesus pada tahun 33 M. juga didukung oleh bukti lain. Menurut Taurat Musa, 15 Nisan selalu dijadikan hari Sabat istimewa, tidak soal pada hari apa jatuhnya. Tetapi jika kebetulan jatuh tepat pada hari Sabat biasa, maka hari itu dikenal sebagai hari Sabat ”besar,” dan Yohanes 19:31 memperlihatkan bahwa Sabat yang demikian berlaku pada hari setelah Yesus wafat, yang karena itu adalah hari Jumat. Dan bukan pada tahun 31 atau 32 tetapi hanya pada tahun 33 M., tanggal 14 Nisan jatuh pada hari Jumat. Maka, pastilah kematian Yesus terjadi pada tahun 33 M.

18 ”Minggu” yang ke-70, tahun 29-36 M. Jadwal waktu dari pelayanan Yesus juga tercakup dalam Daniel 9:24-27, yang menubuatkan bahwa 69 minggu tahun (483 tahun) akan berlalu ”dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang yang diurapi [”Mesias,” NW], seorang raja.” Menurut Nehemia 2:1-8, firman ini keluar ”pada tahun kedua puluh dari pemerintahan raja Artahsasta,” raja Persia. Kapankah Artahsasta mulai memerintah? Ayahnya yang juga raja sebelum dia, Sasta (Xerxes), wafat pada akhir tahun 475 S.M. Jadi tahun ketika Artahsasta naik takhta mulai pada tahun 475 S.M., dan ini didukung oleh bukti yang kuat dari sumber-sumber seperti, Yunani, Persia, dan Babel. Sebagai contoh, sejarawan Yunani Thucydides (yang sangat terkenal karena kesaksamaannya) menulis tentang negarawan Yunani Themistocles yang melarikan diri ke Persia ketika Artahsasta ”baru naik takhta.” Seorang sejarawan Yunani lain dari abad pertama M, yaitu Diodorus Siculus, memungkinkan kita menetapkan tanggal kematian Themistocles pada tahun 471/470 S.M. Sesudah melarikan diri dari negerinya, Themistocles meminta izin Artahsasta untuk mempelajari dahulu bahasa Persia selama satu tahun sebelum ia menghadap raja, yang kemudian ia lakukan. Maka, menetapnya Themistocles di Persia pasti bukan sesudah tahun 472 S.M., dan saat tibanya mungkin pada tahun 473 S.M. Pada waktu itu Artahsasta ”baru naik takhta.”

19 Jadi, ”tahun kedua puluh dari pemerintahan raja Artahsasta” adalah 455 S.M. Dengan menghitung 483 tahun (69 ”minggu”) mulai dari tahun ini, dan mengingat bahwa tidak ada tahun nol dalam peralihan ke tahun Masehi, sampailah kita pada tahun 29 M. sebagai tahun ketika ”yang diurapi [”Mesias,” NW], seorang raja” muncul. Yesus menjadi Mesias ketika ia dibaptis dan diurapi dengan roh suci pada musim gugur tahun itu. Nubuat tersebut juga menunjukkan bahwa ”pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan.” Hal ini terjadi ketika korban-korban dari orang Yahudi sudah tidak berlaku lagi karena Yesus mengorbankan dirinya sendiri. ”Pertengahan” dari ”minggu” tahun ini membawa kita melintasi tiga setengah tahun sampai musim semi tahun 33 M., pada waktu Yesus dibunuh. Akan tetapi, ”Raja itu akan membuat perjanjian teguh dengan banyak orang” (BIS) selama seluruh minggu yang ke-70. Ini menunjukkan bahwa perkenan istimewa dari Yehuwa masih terus ditujukan kepada orang-orang Yahudi selama tujuh tahun dari 29 M. sampai 36 M. Hanya setelah itu, kesempatan mulai dibuka bagi orang dari bangsa-bangsa yang tidak bersunat untuk menjadi orang Israel rohani, seperti diperlihatkan dengan bertobatnya Kornelius pada tahun 36 M.—Kis. 10:30-33, 44-48; 11:1.

MENETAPKAN TAHUN-TAHUN PADA ZAMAN RASUL-RASUL

20 Antara tahun 33 M. dan 49 M. Tahun 44 M. dapat diterima sebagai tanggal yang bermanfaat untuk masa ini. Menurut Josephus (Jewish Antiquities, XIX, 351 [viii, 21]), Herodes Agripa I memerintah selama tiga tahun sesudah Kaisar Klaudius dari Roma naik takhta (pada tahun 41 M.). Bukti sejarah menunjukkan bahwa Herodes meninggal pada tahun 44 M. Dengan melihat catatan Alkitab, kita mendapati hanya beberapa waktu sebelum kematian Herodes, Agabus bernubuat ”oleh kuasa Roh” mengenai bala kelaparan besar yang akan datang, bahwa rasul Yakobus dihukum mati, dan bahwa Petrus dipenjarakan (menjelang hari Paskah) dan secara ajaib dibebaskan. Semua kejadian ini dapat kita tetapkan telah terjadi pada tahun 44 M.—Kis. 11:27, 28; 12:1-11, 20-23.

21 Bala kelaparan yang dinubuatkan itu datang kira-kira pada tahun 46 M. Rupanya kira-kira pada waktu ini, Paulus dan Barnabas ”kembali dari Yerusalem, setelah mereka menyelesaikan tugas pelayanan mereka.” (Kis. 12:25) Setelah kembali ke Antiokhia di Siria, mereka dipisahkan oleh roh suci untuk mengadakan perjalanan utusan injil yang pertama, menjelajahi Siprus dan banyak kota dan distrik di Asia Kecil. Perjalanan ini mungkin berlangsung dari musim semi tahun 47 M. hingga musim gugur 48 M., dengan satu kali berada di Asia Kecil pada musim dingin. Rupanya Paulus melewatkan musim dingin berikutnya di Antiokhia di Siria, maka tibalah kita pada musim semi tahun 49 M.—Kis. 13:1–14:28.

22 Catatan dalam Galatia pasal 1 dan 2 tampaknya cocok dengan perhitungan waktu ini. Di sini Paulus menyebut bahwa ia telah mengadakan dua kunjungan istimewa ke Yerusalem setelah pertobatannya, yang pertama ”tiga tahun kemudian” dan yang lainnya ”setelah lewat empat belas tahun.” (Gal. 1:17, 18; 2:1) Jika dua jangka waktu ini dianggap sebagai jangka waktu ordinal, menurut kebiasaan orang di zaman itu, dan jika pertobatan Paulus itu adalah pada permulaan zaman para rasul, sebagaimana yang diperlihatkan oleh catatan, maka kita dapat menghitung 3 tahun dan 14 tahun itu adalah 34-36 M. dan 36-49 M.

23 Kunjungan Paulus yang kedua ke kota Yerusalem yang disebutkan dalam Galatia tampaknya ada hubungan dengan persoalan sunat, karena bahkan Titus yang menyertai Paulus dikatakan tidak diharuskan untuk disunat. Jika ini sama dengan kunjungan yang dilakukan untuk mendapatkan keputusan badan pimpinan mengenai sunat, sebagaimana dikatakan dalam Kisah 15:1-35, maka tahun 49 M. cocok karena terletak antara perjalanan utusan injil Paulus yang pertama dan kedua. Selain itu, menurut Galatia 2:1-10, Paulus menggunakan kesempatan itu untuk mengemukakan kepada ”mereka yang terpandang” dari sidang Yerusalem tentang kabar baik yang sedang ia kabarkan, ’supaya jangan dengan percuma ia berusaha.’ Logis sekali bagi Paulus untuk melaporkan kepada mereka mengenai perjalanan utusan injilnya yang pertama sekali. Paulus melakukan kunjungan ke Yerusalem ini ”berdasarkan suatu penyataan.”

24 Perjalanan Utusan Injil Paulus yang Kedua, kira-kira 49-52 M. Setelah kembali dari Yerusalem, Paulus tinggal beberapa waktu di Antiokhia di Siria; maka pasti musim panas tahun 49 M. sudah berlangsung beberapa waktu lamanya ketika ia meninggalkan kota itu untuk memulai perjalanan yang kedua. (Kis. 15:35, 36) Perjalanan ini lebih jauh daripada yang pertama, dan ia harus singgah di Asia Kecil selama musim dingin. Kemungkinan pada musim semi tahun 50 M. ia menyambut pangggilan ke Makedonia dan menyeberang ke benua Eropa. Lalu ia mengabar dan mengorganisasi sidang-sidang baru di Filipi, Tesalonika, Berea, dan Atena. Akhirnya ia tiba di Korintus, di propinsi Akhaya, pada musim gugur 50 M., setelah menempuh perjalanan sejauh kira-kira 2.090 kilometer, sebagian besar dengan berjalan kaki. (Kis. 16:9, 11, 12; 17:1, 2, 10, 11, 15, 16; 18:1) Menurut Kisah 18:11, Paulus tinggal di sana selama 18 bulan, maka sampailah kita pada permulaan tahun 52 M. Dengan berlalunya musim dingin, Paulus dapat berlayar menuju Kaisarea melalui Efesus. Setelah pergi menemui jemaat, rupanya di Yerusalem, ia tiba kembali di kota pangkalannya yakni Antiokhia di Siria, mungkin pada musim panas tahun 52 M.—Kis. 18:12-22.

25 Suatu penemuan arkeologi mendukung tahun 50-52 M. sebagai waktu kunjungan Paulus yang pertama ke Korintus. Ini adalah fragmen dari sebuah tulisan, yaitu sebuah dekrit dari Kaisar Klaudius yang ditujukan kepada orang-orang Delfia di Yunani, yang berisi kata-kata ”[Lucius Ju]nius, Galio, . . . gubernur.” Sejarawan pada umumnya setuju bahwa angka 26, yang juga ditemukan dalam teks itu, menunjukkan Klaudius telah dilantik sebagai kaisar untuk yang ke-26 kali. Tulisan-tulisan lain yang ditemukan memperlihatkan bahwa Klaudius telah dinyatakan sebagai kaisar untuk yang ke-27 kali sebelum tanggal 1 Agustus 52 S.M. Masa jabatan seorang gubernur berlangsung selama satu tahun, dan biasanya mulai dengan musim panas. Maka, tahun di mana Galio menjadi gubernur di Akhaya tentunya mulai dari musim panas 51 M. hingga musim panas 52 M. ”Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan.” Setelah Galio melepaskan Paulus, rasul itu tinggal ”beberapa hari lagi,” dan kemudian ia berlayar ke Siria. (Kis. 18:11, 12, 17, 18) Semua ini membenarkan bahwa musim semi tahun 52 M. adalah waktu berakhirnya kunjungan Paulus di Korintus selama 18 bulan. Catatan lain terdapat dalam keterangan bahwa ketika Paulus tiba di Korintus, ia ”berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma.” (Kis. 18:2) Menurut sejarawan Paulus Orosius, dari permulaan abad kelima, perintah pengusiran ini dikeluarkan pada tahun kesembilan pemerintahan Klaudius, yaitu pada tahun 49 M. atau pada awal tahun 50 M. Maka, Akwila dan Priskila bisa jadi tiba di Korintus beberapa waktu sebelum musim gugur tahun itu, dan hal itu cocok dengan waktu ketika Paulus tinggal di sana, yaitu dari musim gugur tahun 50 M. sampai musim semi tahun 52 M.

26 Perjalanan Utusan Injil Paulus yang Ketiga, ± 52-56 M. Setelah lewat ”beberapa waktu” di Antiokhia di Siria, Paulus mengadakan perjalanan kembali ke Asia Kecil, dan rupanya ia tiba di Efesus menjelang musim salju tahun 52-53 M. (Kis. 18:23, NW; 19:1) Paulus mengajar di Efesus ”selama tiga bulan” dan kemudian ”dua tahun” lamanya, dan setelah itu ia berangkat ke Makedonia. (Kis. 19:8-10) Belakangan, ia mengingatkan para pengawas dari Efesus bahwa ia telah melayani di antara mereka ”selama tiga tahun,” tetapi sangat mungkin ini merupakan angka yang telah dibulatkan. (Kis. 20:31) Rupanya Paulus meninggalkan Efesus setelah ”hari raya Pentakosta” pada awal tahun 55 M., dan meneruskan perjalanan jauh ke Korintus, Yunani, tepat pada waktunya untuk tinggal di sana selama tiga bulan pada musim dingin. Lalu ia kembali ke arah utara sejauh Filipi menjelang waktu Paskah tahun 56 M. Dari sana ia berlayar melalui Troas dan Miletus menuju Kaisarea dan pergi sampai ke Yerusalem, menjelang hari Pentakosta tahun 56 M.—1 Kor. 16:5-8; Kis. 20:1-3, 6, 15, 16; 21:8, 15-17.

27 Tahun-Tahun Terakhir, 56-100 M. Tidak lama sesudah ia tiba di Yerusalem, Paulus ditangkap. Ia dibawa ke Kaisarea dan dipenjarakan selama dua tahun di sana, sampai Feliks digantikan oleh Festus sebagai gubernur. (Kis. 21:33; 23:23-35; 24:27) Tahun tibanya Festus dan tahun ketika Paulus berangkat ke Roma adalah tahun 58 M. Setelah Paulus mengalami karam kapal dan musim dingin di Malta, perjalanan berakhir pada tahun 59 M., dan catatan menunjukkan bahwa ia tetap dalam keadaan tertawan di Roma, mengabar dan mengajar selama dua tahun, atau sampai kira-kira tahun 61 M.—Kis. 27:1; 28:1, 11, 16, 30, 31.

28 Meskipun catatan sejarah dari buku Kisah berakhir sampai di sini, terdapat petunjuk-petunjuk bahwa Paulus kemudian dilepaskan dan melanjutkan perjalanan penginjilannya, berkunjung ke Kreta, Yunani, dan Makedonia. Tidak diketahui apakah ia telah pergi sampai sejauh Spanyol. Kemungkinan Paulus mati sebagai martir di tangan Kaisar Nero tidak lama setelah ia dipenjarakan terakhir kali di Roma kira-kira pada tahun 65 M. Sejarah dunia menyebutkan bulan Juli 64 M. sebagai tanggal terjadinya kebakaran besar di kota Roma, sesudah itu Nero mulai menindas umat Kristiani. Penghukuman Paulus di dalam ”penjara” [”dirantai,” NW] dan fakta bahwa ia dihukum mati cocok dengan jangka waktu ini.—2 Tim. 1:16; 4:6, 7.

29 Kelima buku rasul Yohanes ditulis pada akhir suatu masa pengejaran yang dilancarkan oleh Kaisar Domitian. Ia telah bertindak seperti orang gila selama tiga tahun terakhir dari pemerintahannya, yang berlangsung selama tahun 81-96 M. Ketika berada dalam pembuangan di Pulau Patmos, Yohanes menulis buku Wahyu, kira-kira tahun 96 M. Injilnya dan ketiga suratnya menyusul kemudian dari Efesus atau daerah sekitarnya setelah ia dibebaskan. Rasul yang terakhir ini meninggal kira-kira tahun 100 M.

30 Jelas bahwa dengan membandingkan peristiwa-peristiwa sejarah dunia dengan kronologi dan nubuat dalam Alkitab, kita dibantu untuk dapat membayangkan lebih jelas kapan terjadinya peristiwa-peristiwa Alkitab dalam arus waktu. Keselarasan dari kronologi Alkitab menambah keyakinan kita bahwa Kitab Suci adalah Firman Allah.

[Catatan Kaki]

Dalam mempelajari pasal ini, akan sangat membantu untuk melihat petunjuk dalam Insight on the Scriptures, Jil. 1, halaman 458-67.

Pelajaran 2, paragraf 28, 29.

Dari saat Abraham menyeberangi Sungai Efrat sampai kelahiran Ishak lamanya 25 tahun; selanjutnya sampai kelahiran Yakub 60 tahun; Yakub berumur 130 tahun ketika ia pindah ke Mesir.—Kej. 12:4; 21:5; 25:26; 47:9.

Pada tahun 1990, waktu yang telah berlalu ini harus dikurangi dari 6.015 tahun.

Awake!, 22 September 1986, halaman 17-27; 8 April 1972, halaman 5-20.

Insight on the Scriptures, Jil. 2, halaman 57-58.

Watchtower, 1976, halaman 247; 1959, halaman 489-92.

Insight on the Scriptures, Jil. 2, halaman 614-16.

Insight on the Scriptures, Jil. 2, halaman 899-904.

The New Encylopœdia Britannica, 1987, Jil. 5, halaman 880.

Insight on the Scriptures, Jil. 2, halaman 747.

Insight on the Scriptures, Jil. 2, halaman 747.

Insight on the Scriptures, Jil. 1, halaman 476, 886.

Insight on the Scriptures, Jil. 2, halaman 747.

Analytical Concordance to the Bible dari Young, halaman 342, di bawah judul ”Festus.”

Notes on the Book of Revelation, 1852, oleh Albert Barnes, halaman xxix, xxx.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar