”MAKSUD-TUJUAN KEKAL”! Siapa lagi yang dapat mempunyai
maksud demikian kalau bukan Allah yang kekal? Evolusi yang dianut oleh banyak
sarjana moderen tidak bisa mempunyai maksud demikian, karena suatu kejadian
yang kebetulan, yang menjadi pangkal dari teori yang tak terbukti itu, tidak
terjadi dengan sengaja, menurut suatu maksud atau rencana. Pada abad ke-15
sebelum Penanggalan Umum, seorang pemberi hukum yang terkenal di dunia, yakni
Musa putera Amram, menarik perhatian kepada suatu Allah yang abadi, dengan
berkata:
2 ”Sebelum gunung2 dilahirkan, dan bumi dan
dunia diperanakkan, bahkan dari se-lama2-nya sampai se-lama2-nya Engkaulah
Allah. . . . Sebab di mataMu seribu tahun sama seperti hari kemarin,
apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.”—Kitab Mazmur,
Pasal 90, ayat 2-4.
3 Pada abad pertama dari Penanggalan Umum,
seorang yang beriman kepada Musa menarik perhatian kepada Allah yang sama, yang
tak berbatas pada waktu, baik di masa lampau maupun di masa yang akan datang.
Tulisnya: ”Hormat dan kemuliaan sampai se-lama2-nya bagi Raja segala zaman,
Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.” (1 Timotius 1:17)
Allah yang kekal sudah tentu dapat mempertahankan maksud-tujuannya sampai
terlaksana sepenuhnya, berapapun lamanya, bahkan kalau itu makan waktu beberapa
zaman.