Tema Agung dari Alkitab
Menafsirkan Alkitab Rahasia-rahasia yang tersimpan dalam
buku Wahyu telah lama membingungkan siswa-siswa Alkitab yang tulus hati. Pada
waktu yang Allah tentukan, rahasia-rahasia itu harus disingkapkan, tetapi
bagaimana, kapan, dan kepada siapa? Hanya roh Allah yang dapat memberitahu
maknanya bila waktu yang telah ditentukan sudah dekat. (Wahyu 1:3, NW)
Rahasia-rahasia suci itu akan disingkapkan kepada hamba-hamba Allah yang
bergairah di bumi agar mereka dikuatkan untuk mengumumkan keputusan-keputusan
penghakimanNya. (Bandingkan Matius 13:10, 11.) Kami tidak menyatakan bahwa
penjelasan dalam publikasi ini sempurna. Seperti Yusuf pada jaman dulu, kami
mengatakan: ”Bukankah Allah yang berhak menafsirkan?” (Kejadian 40:8, NW)
Tetapi, pada waktu yang sama, kami dengan yakin percaya bahwa penjelasan yang
diuraikan di sini selaras dengan Alkitab secara keseluruhan, yang
memperlihatkan betapa secara luar biasa nubuat ilahi telah digenapi dalam
peristiwa-peristiwa dunia pada jaman kita yang penuh bencana ini.
AMSAL Alkitab mengatakan: ”Akhir suatu hal lebih baik
dari pada awalnya.” (Pengkhotbah 7:8) Dalam buku Wahyu inilah kita membaca
tentang klimaks yang dramatis dari maksud-tujuan Allah yang mulia untuk
menyucikan namaNya di hadapan semua makhluk ciptaan. Seperti dinyatakan Allah
berulang kali melalui salah seorang dari nabi-nabiNya yang terdahulu: ”Mereka
akan mengetahui bahwa Akulah [Yehuwa].”—Yehezkiel 25:17; 38:23.
2 Buku Wahyu memaparkan mengenai akhir yang
berkemenangan dari segala perkara, sedangkan buku-buku Alkitab yang sebelumnya
menggambarkan awal mulanya bagi kita. Dengan memeriksa catatan ini, kita dapat
mengerti sengketa-sengketa yang terlibat dan mendapat pandangan menyeluruh
tentang maksud-tujuan Allah. Betapa menyenangkan hal itu! Selanjutnya, ini
seharusnya menggugah kita untuk bertindak, agar kita dapat ikut menikmati masa
depan menakjubkan yang tersedia bagi umat manusia. (Mazmur 145:16, 20)
Pada saat ini, tampaknya tepat untuk membahas latar belakang dan tema dari
seluruh Alkitab, agar kita dapat mengetahui masalah terpenting yang kini
dihadapi seluruh umat manusia, maupun maksud-tujuan Allah yang dinyatakan
dengan jelas untuk menyelesaikan masalah tersebut.
3 Buku pertama dalam Alkitab, Kejadian,
menceritakan tentang ’awal mulanya’ dan menggambarkan karya ciptaan Allah,
termasuk puncak ciptaanNya di bumi, yakni manusia. Buku Kejadian juga
menguraikan nubuat ilahi pertama, yang diucapkan oleh Allah sendiri di taman
Eden kira-kira 6.000 tahun yang lalu. Seekor ular baru saja digunakan untuk
menipu wanita pertama, Hawa; kemudian ia membujuk suaminya, Adam, untuk
bergabung bersamanya dalam melanggar hukum Allah dengan makan dari ”pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.” Ketika menjatuhkan hukuman
kepada pasangan yang berdosa itu, Allah mengatakan kepada ular: ”Aku akan
mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan
keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan
tumitnya.” (Kejadian 1:1; 2:17; 3:1-6, 14, 15) Nubuat itu menetapkan tema
untuk seluruh Alkitab, termasuk buku Wahyu.
4 Segera setelah mengucapkan nubuat itu, Allah
mengusir orangtua kita yang pertama dari Eden. Mereka tidak dapat lagi berharap
untuk hidup kekal dalam Firdaus; mereka harus menempuh kehidupan mereka di
luar, di wilayah bumi yang belum dipersiapkan. Di bawah hukuman mati, mereka
akan melahirkan anak-anak yang dibebani dosa. (Kejadian 3:23–4:1; Roma 5:12)
Tetapi, apa artinya nubuat di Eden itu? Siapa yang terlibat? Bagaimana
hubungannya dengan Wahyu? Berita apa yang terkandung di dalamnya bagi kita
dewasa ini? Agar kita secara pribadi dapat bebas dari akibat-akibat yang
ditimbulkan oleh peristiwa menyedihkan yang menyebabkan Yehuwa mengucapkan
nubuat itu, penting sekali mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
tersebut.
Tokoh-Tokoh Utama dalam Drama Itu
5 Nubuat dari Kejadian 3:15 ditujukan kepada
ular yang telah berdusta kepada Hawa, dengan mengatakan kepadanya bahwa ia
tidak akan mati karena ketidaktaatannya tetapi ia akan bebas, menjadi seorang
ilah. Dengan demikian ular itu menuduh Yehuwa sebagai pendusta dan secara tidak
langsung menyatakan bahwa manusia dapat memperbaiki keadaan mereka dengan
menolak kedudukanNya sebagai penguasa tertinggi. (Kejadian 3:1-5) Kedaulatan
Yehuwa ditantang dan nama baikNya dinodai. Buku Wahyu menggambarkan bagaimana
Hakim yang benar, Yehuwa, menggunakan pemerintahan Kerajaan dari PutraNya,
Yesus Kristus, untuk membenarkan kedaulatanNya dan menyingkirkan semua celaan
dari namaNya.—Wahyu 12:10; 14:7.
6 Mengenai istilah ”ular,” apakah ini hanya
berlaku atas seekor ular aksara? Sama sekali tidak! Wahyu memperkenalkan kepada
kita makhluk roh yang keji yang berbicara melalui ular itu. Ia adalah ”naga
besar . . . , si ular tua, yang disebut Iblis dan Satan, yang
menyesatkan seluruh dunia,” yang ’memperdayakan Hawa dengan
kelicikannya.’—Wahyu 12:9; 2 Korintus 11:3.
7 Kejadian 3:15 kemudian menyebut tentang
”perempuan.” Apakah ini Hawa? Bisa jadi ia berpikir demikian. (Bandingkan
Kejadian 4:1.) Tetapi permusuhan jangka panjang yang harus terjadi antara Hawa
dan Setan menjadi tidak mungkin ketika Hawa mati lebih dari 5.000 tahun yang
lalu. Selanjutnya, karena Ular yang dituju oleh Yehuwa adalah makhluk roh yang
tidak kelihatan, dapat kita harapkan bahwa perempuan ini juga berasal dari alam
roh. Wahyu 12:1, 2 menegaskan hal ini, dengan menunjukkan bahwa perempuan
kiasan ini adalah organisasi surgawi Yehuwa yang terdiri dari makhluk-makhluk
roh.—Lihat juga Yesaya 54:1, 5, 13.
Dua Benih yang Bermusuhan
8 Kemudian dua keturunan atau benih (Klinkert)
disebutkan di Kejadian 3:15. Seharusnya kita sangat berminat akan hal ini,
karena mereka ada hubungannya dengan sengketa besar mengenai kedaulatan yang
sah atas bumi. Ini melibatkan kita semua, tua atau muda. Benih manakah yang
saudara dukung?
9 Yang pertama ialah benih, atau keturunan,
dari Ular. Apa gerangan ini? Pastilah ini termasuk makhluk-makhluk roh lain
yang bergabung dengan Setan dalam pemberontakannya dan yang akhirnya
’dilemparkan ke bawah bersama-sama dengannya’ ke wilayah bumi. (Wahyu 12:9)
Karena Setan, atau Beelzebul, adalah ”penghulu setan,” jelaslah bahwa mereka
membentuk organisasinya yang tidak kelihatan.—Markus 3:22; Efesus 6:12.
10 Selanjutnya, Yesus mengatakan kepada para
pemimpin agama Yahudi pada jamannya: ”Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu
ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu.” (Yohanes 8:44) Dengan menentang
Putra Allah Yesus, para pemimpin agama itu memperlihatkan bahwa mereka juga
adalah keturunan Setan. Mereka menjadi bagian dari benih Setan, melayani dia
sebagai bapa kiasan mereka. Banyak orang lain sepanjang sejarah menyatakan hal
yang sama dengan melakukan kehendak Setan, khususnya dengan menentang dan
menindas murid-murid Yesus. Secara kolektif, orang-orang ini dapat digambarkan
membentuk organisasi Setan yang kelihatan di bumi.—Lihat Yohanes 15:20; 16:33;
17:15.
Benih Perempuan Diperkenalkan
11 Nubuat di Kejadian 3:15 akhirnya menyebut
tentang benih perempuan. Sementara Setan memperbanyak benihnya, Yehuwa
mempersiapkan agar ”perempuan”-Nya, atau organisasi surgawiNya yang bagaikan
istri, melahirkan suatu benih. Selama kira-kira 4.000 tahun, Yehuwa secara
progresif menyingkapkan kepada orang-orang yang taat dan takut akan Allah
rincian yang ada hubungannya dengan kedatangan dari benih ini. (Yesaya
46:9, 10) Dengan demikian Abraham, Ishak, Yakub, dan orang-orang lain
dapat membangun iman dalam janji bahwa benih ini akan muncul dalam garis
keturunan mereka. (Kejadian 22:15-18; 26:4; 28:14) Setan dan para pengikutnya
sering menindas hamba-hamba Yehuwa tersebut karena iman mereka yang tidak
tergoyahkan.—Ibrani 11:1, 2, 32-38.
12 Akhirnya, pada tahun 29 Tarikh Masehi,
manusia sempurna Yesus mempersembahkan dirinya di Sungai Yordan dan dibaptis.
Di sana Yehuwa melahirkan Yesus dengan roh suci, sambil mengatakan: ”Inilah
Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.” (Matius 3:17) Di sana Yesus
diperkenalkan sebagai pribadi yang diutus dari organisasi rohani Allah di
surga. Ia juga diurapi sebagai Calon Raja dari Kerajaan surgawi yang akan
memulihkan pemerintahan atas bumi dalam nama Yehuwa, sehingga secara tuntas dan
untuk selama-lamanya menyelesaikan sengketa yang menyangkut pemerintahan, atau
kedaulatan. (Wahyu 11:15) Maka, Yesus adalah Tokoh utama dari benih perempuan,
Mesias yang dinubuatkan.—Bandingkan Galatia 3:16; Daniel 9:25.
13 Apakah benih perempuan itu hanya satu orang
yang terkemuka saja? Nah, bagaimana dengan benih Setan? Alkitab menyatakan
bahwa benih Setan mencakup sekumpulan besar malaikat-malaikat yang jahat dan
orang-orang yang tidak memuliakan Allah. Maka seharusnya kita tidak merasa
heran mengetahui tentang maksud-tujuan Allah untuk memilih 144.000 pemelihara
integritas dari antara umat manusia sebagai rekan-rekan penguasa dan imam-imam
bersama Benih Mesias, yakni Yesus Kristus. Wahyu menyebut tentang mereka ketika
dikatakan bahwa si Iblis, dalam permusuhannya melawan organisasi Allah yang
bagaikan seorang perempuan, ”pergi memerangi keturunannya yang lain.”—Wahyu 12:17;
14:1-4.
14 Dalam Alkitab, orang-orang Kristen yang
terurap disebut saudara-saudara Yesus, dan sebagai saudara-saudaranya, mereka
mempunyai Bapa yang sama dan ibu yang sama. (Ibrani 2:11) Bapa mereka ialah
Allah Yehuwa. Maka, ibu mereka pastilah ”perempuan ini,” organisasi surgawi
Allah yang bagaikan istri. Mereka menjadi bagian kedua dari benih, karena
Kristus Yesus adalah bagian utama. Sidang jemaat dari orang-orang Kristen yang
dilahirkan dengan roh ini di bumi membentuk organisasi Allah yang kelihatan
yang melayani di bawah organisasiNya yang bagaikan seorang perempuan di surga,
tempat mereka dipersatukan dengan Kristus Yesus setelah mereka dibangkitkan.
(Roma 8:14-17; Galatia 3:16, 29) Walaupun bukan bagian dari benih ini,
jutaan dari domba-domba lain dari segala bangsa sedang dipersatukan untuk
melayani bersama organisasi Allah di bumi. Apakah saudara salah seorang dari
domba-domba lain? Maka harapan saudara yang bahagia ialah untuk hidup kekal
dalam suatu bumi firdaus.—Yohanes 10:16; 17:1-3.
Bagaimana Permusuhan Berkembang
15 Manusia yang menjadi benih Setan mulai
dinyatakan sejak awal mula sejarah manusia. Sebagai contoh ialah Kain, manusia
pertama yang dilahirkan, ”yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya”
Habel. (1 Yohanes 3:12) Kemudian, Henokh berbicara tentang kedatangan
Yehuwa ”dengan beribu-ribu orang kudusNya, hendak menghakimi semua orang dan
menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang
mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang
berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan.” (Yudas 14, 15) Selain itu,
malaikat-malaikat yang memberontak bergabung dengan Setan dan menjadi bagian
dari benihnya. Mereka ”meninggalkan tempat kediaman mereka” di surga untuk
menjelma ke dalam tubuh jasmani dan mengawini putri-putri manusia. Mereka
menghasilkan keturunan campuran yang adimanusiawi berupa raksasa-raksasa yang
jahat. Dunia pada waktu itu penuh dengan kekerasan dan kejahatan, sehingga
Allah membinasakannya dalam Air Bah, sedangkan Nuh yang setia dan keluarganya
adalah satu-satunya kelompok manusia yang selamat. Para malaikat yang tidak
taat—yang kini sebagai hantu-hantu di bawah kekuasaan Setan—terpaksa
meninggalkan istri-istri manusia dan anak-anak campuran mereka yang akan binasa
itu. Mereka meninggalkan tubuh jasmani mereka, kembali ke alam roh tempat
mereka menantikan pelaksanaan hukuman Allah yang segera akan terjadi atas Setan
dan benihnya.—Yudas 6; Kejadian 6:4-12; 7:21-23; 2 Petrus 2:4, 5.
16 Tidak lama setelah Air Bah yang besar,
seorang yang lalim bernama Nimrod muncul di bumi. Alkitab menggambarkannya
sebagai ”pemburu perkasa yang melawan Yehuwa” (NW)—benar-benar bagian
dari benih Ular. Seperti Setan, ia memperlihatkan semangat memberontak dan
membangun kota Babel, atau Babilon, dalam menentang maksud-tujuan Yehuwa agar
umat manusia menyebar dan memenuhi bumi. Di pusat kota Babel menurut rencana
akan dibangun sebuah menara besar ”yang puncaknya sampai ke langit.” Allah
menggagalkan kegiatan orang-orang yang akan membangun menara itu. Ia
mengacaukan bahasa mereka dan ’menyerakkan mereka dari situ ke seluruh dunia’
tetapi membiarkan kota Babel tetap ada.—Kejadian 9:1; 10:8-12; 11:1-9.
Kuasa-Kuasa Politik Muncul
17 Di Babel muncul corak-corak masyarakat
manusia yang berkembang menentang kedaulatan Yehuwa. Salah satu di antaranya
bersifat politik. Seraya umat manusia bertambah banyak, orang-orang lain yang
ambisius mengikuti contoh Nimrod dalam merebut kekuasaan. Manusia mulai
menguasai sesamanya sehingga mencelakakan diri sendiri. (Pengkhotbah 8:9) Pada
jaman Abraham, misalnya, Sodom, Gomora, dan kota-kota di dekatnya jatuh di
bawah kekuasaan raja-raja dari Sinear dan negeri-negeri lain yang jauh.
(Kejadian 14:1-4) Akhirnya, orang-orang yang jenius dalam bidang kemiliteran
dan organisasi mendirikan kerajaan-kerajaan raksasa demi kekayaan dan kemuliaan
mereka sendiri. Alkitab menyebut beberapa dari antaranya, termasuk Mesir,
Asyur, Babel, Media-Persia, Yunani, dan Roma.
18 Yehuwa bersabar terhadap kuasa-kuasa
politik itu, dan umatNya memberikan ketundukan yang relatif kepada mereka
apabila tinggal di negeri-negeri yang berada di bawah kekuasaan mereka. (Roma
13:1, 2) Kadang-kadang, para penguasa politik bahkan bertindak demi
kelangsungan maksud-tujuan Allah atau sebagai pelindung umatNya. (Ezra 1:1-4;
7:12-26; Kisah 25:11, 12; Wahyu 12:15, 16) Tetapi, banyak penguasa
politik dengan keji menentang ibadat sejati, dan memperlihatkan diri sebagai
bagian dari benih Ular.—1 Yohanes 5:19.
19 Pada umumnya, pemerintahan manusia secara
menyedihkan telah gagal untuk mendatangkan kebahagiaan atas kita manusia atau
untuk menyelesaikan problem-problem kita. Yehuwa mengijinkan umat manusia
mencoba setiap bentuk pemerintahan, tetapi Ia tidak menyetujui kebejatan atau cara
mereka memerintah rakyat dengan salah. (Amsal 22:22, 23) Buku Wahyu
menggambarkan kuasa-kuasa dunia yang menindas sebagai seekor binatang buas yang
angkuh dan mengerikan.—Wahyu 13:1, 2.
Pedagang-Pedagang yang Mementingkan Diri
20 Erat hubungannya dengan para pemimpin
politik, muncul pedagang-pedagang yang tidak jujur. Catatan-catatan yang digali
dari puing-puing Babel purba memperlihatkan bahwa transaksi-transaksi bisnis
yang menarik keuntungan dari keadaan sesama manusia yang malang sangat populer
pada jaman itu. Sampai sekarang para pedagang di dunia terus berusaha
mendapatkan keuntungan yang mementingkan diri. Di banyak negeri segelintir
orang telah menjadi sangat kaya sedangkan sebagian besar dari penduduk
menderita dalam kemiskinan. Dalam jaman industri abad ke-20 ini, para pedagang
dan pengusaha pabrik telah mendapat keuntungan yang besar dengan menjual kepada
kuasa-kuasa politik bertimbun-timbun senjata militer yang keji untuk
menghancurkan, termasuk perlengkapan senjata nuklir yang kini mengancam umat
manusia dengan pemusnahan. Tokoh-tokoh terkemuka dalam bisnis yang tamak dan
orang-orang lain semacam mereka pasti termasuk di antara ’panglima-panglima’
dan ’orang-orang gagah’ yang menjadi bagian dari benih Setan yang jahat. Mereka
semua adalah bagian dari organisasi di bumi yang oleh Allah dan Kristus
dianggap layak dihukum mati.—Wahyu 19:18, Bode.
21 Selain politik yang bejat dan perdagangan
yang tamak harus ditambahkan pula unsur ketiga dari masyarakat manusia yang
layak mendapat hukuman Allah. Apakah itu? Saudara mungkin akan terkejut dengan
apa yang dikatakan oleh buku Wahyu mengenai susunan seluas dunia yang sangat
terkenal ini.
Babel Besar
22 Pembangunan kota Babel yang semula bukan
hanya sekedar suatu usaha politik saja. Karena kota itu didirikan untuk
menentang kedaulatan Yehuwa, agama terlibat di dalamnya. Sesungguhnya, Babel
purba menjadi sumber dari penyembahan berhala. Imam-imamnya mengajarkan
doktrin-doktrin yang mencela Allah, seperti misalnya jiwa manusia yang tetap
hidup setelah kematian dan di balik kematian ada tempat yang penuh dengan
kengerian dan siksaan kekal yang dikuasai oleh hantu-hantu. Mereka memajukan
penyembahan makhluk-makhluk ciptaan lain dan sekumpulan besar ilah-ilah buatan.
Mereka merancang dongeng-dongeng untuk menjelaskan asal-usul bumi dan manusia
di atasnya dan mengadakan upacara-upacara serta korban-korban yang menjijikkan,
yang mereka percaya dapat menjamin kesuburan dalam melahirkan anak dan
meningkatkan panen, serta kemenangan dalam peperangan.
23 Dengan menyebarnya berbagai kelompok bahasa
dari Babel ke seluruh bumi, mereka membawa agama yang bersifat Babel beserta
mereka. Jadi, upacara-upacara dan kepercayaan-kepercayaan yang sama seperti
yang terdapat di Babel purba berkembang di kalangan penduduk asli Eropa,
Afrika, benua Amerika, Timur Jauh, dan Kepulauan Pasifik; dan banyak dari
kepercayaan-kepercayaan ini masih tetap ada sampai sekarang. Maka cocok sekali
bahwa buku Wahyu menyebut imperium agama palsu yang mencakup seluruh dunia
sebagai sebuah kota yang bernama Babel Besar. (Wahyu, pasal 17, 18) Di
manapun agama palsu ditaburkan, ia melahirkan imam-imam yang menindas, takhyul,
kebodohan, dan imoralitas. Ini telah menjadi alat yang ampuh dalam tangan
Setan. Babel Besar selalu berjuang dengan gigih melawan ibadat sejati dari
Tuhan Yang Berdaulat, Yehuwa.
24 Sebagai bagian yang paling patut dicela
dari benih Ular, para ahli Taurat dan orang-orang Farisi dalam Yudaisme abad
pertama mengambil pimpinan dalam menindas dan akhirnya membunuh wakil utama
dari benih perempuan itu. Dengan demikian, si Ular berhasil ’meremukkan benih
di tumitnya.’ (Kejadian 3:15; Yohanes 8:39-44; Kisah 3:12, 15) Mengapa ini
digambarkan sebagai luka di tumit saja? Karena tindakan melukai ini hanya
menyentuhnya untuk waktu yang singkat di bumi. Ini tidak bersifat kekal karena
Yehuwa membangkitkan Yesus pada hari ketiga dan meninggikan dia kepada
kehidupan roh.—Kisah 2:32, 33; 1 Petrus 3:18.
25 Yesus Kristus yang telah dimuliakan kini
melayani di sebelah kanan Allah, mengadili musuh-musuh Yehuwa. Ia sudah
mengambil tindakan melawan Setan dan malaikat-malaikatnya, dengan mencampakkan
mereka dan membatasi kegiatan mereka di bumi ini saja—yang menjadi penyebab
dari semakin banyaknya kesengsaraan pada abad ke-20 ini. (Wahyu 12:9, 12)
Tetapi benih Setan di bumi akan disingkirkan seperti telah dinubuatkan, pada
waktu Allah melaksanakan hukuman atas Babel Besar dan semua bagian lain dari
organisasi Setan di bumi. Akhirnya, Benih perempuan Allah, Yesus Kristus, akan
meremukkan ’kepala’ Setan, si Ular tua yang licik, dan hal itu akan berarti ia
dibinasakan sama sekali dan disingkirkan dari hal-ihwal umat manusia.—Roma
16:20.
26 Bagaimana semua hal ini akan terlaksana?
Itulah yang disingkapkan bagi kita dalam buku Wahyu di Alkitab. Ini
disingkapkan kepada kita dalam suatu seri penglihatan, ditandaskan melalui
tanda-tanda dan lambang-lambang yang hidup. Dengan gairah, marilah kita
memeriksa nubuat yang penuh kuasa ini. Kita sungguh berbahagia jika kita
mendengar dan mentaati kata-kata dari buku Wahyu! Dengan melakukan itu, kita
akan ambil bagian dalam mendatangkan kehormatan atas nama Tuhan Yang Berdaulat
Yehuwa dan memperoleh berkat-berkatNya yang kekal. Silakan membaca terus dan
dengan bijaksana terapkan apa yang saudara pelajari. Ini dapat berarti keselamatan
saudara pada masa klimaks ini dalam sejarah umat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar